Translate

Saturday 17 September 2011

Matahari

Bismillaahirrahmanirrahiim

MATAHARI

Matahari berjarak 150 juta km dari bumi, matahari meyediakan energi yang kita butuhkan secara terus-menerus.
Pada benda angkasa yang berenergi sangat besar ini, atom hydrogen terus-menerus berubah menjadi helium. Setiap detik 616 miliar ton hydrogen berubah menjadi 612 miliar ton helium. Selam sedtik itu, energi yang dihasilkan sebanding dengan ledakan 500 juta bom atom.
Kehidupan di bumi dimungkinkan oleh adanya energi dari matahari. Keseimbangan di bumi yang tetap dan 99 % energi yang dibutuhkan untuk kehidupan disediakan oleh matahari. Separo energi ini kasat mata dan berbentuk cahaya, sedangkan sisanya berbentuk sinar ultraviolet, yang tidak kasat mata dan berbentuk panas.
Sifat lain dari matahari adalah memuai secar berkala seperti lonceng. Hal ini terulang setiap lima menit dan permukaan matahari bergerak mendekat dan menjaih 3 km dari bumi dengan kecepatan 1.080 km/jam/
Matahari hanyalah salah satu dari 200 juta bintang dalam Bimasakti. Meskipun 325.599 kali lebih besar dari bumi, matahari merupakan salah satu bintang kecil yang terdapat di alam semesta. Matahari berjarak 30.000 tahun cahaya dari pusat Bimasakti, yang berdiameter 125.000 tahun cahay. (1 tahun Cahaya = 9.460.800.000.000 km).

Perjalanan Matahari

“Dan matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan Yang Mahaperkasa lagi Maha Mengetahui.” (QS. Yaasin:38)

Berdasarkan perhitungan para astronom, akibat aktivitasgalaksi kita, matahari berjalan dengan kecepatan 720.000 km\jam menuju Solar apex, suatu tempat pada bidang angkasa yang dekat dengan bintang Vega. (Ini berarti matahari bergerak sejauh kira-kira 720.000 x 24 = 17.280.000 km dalam sehari, begitu pula bumi yang bergantung padanya).

Friday 15 July 2011

Pengelompokan Mikroba

Bismillaahirrahmanirrahiim


Pembagian Mikroba

Berdasarkan suhu, mikroba dapat terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :

1. Psikrofilik, yaitu mikroba yang hidup pada suhu rendah sampai paling tinggi 250C. Contoh : Bakteri yang hidup di laut (Fototrof), bakteri besi (Gallionella), Bacillus polymixa, Pseudomonas, Micrococcus, Clostridium botulinum E.
2. Mesofilik, yaitu mikroba yang hidup pada suhu kamar sampai paling tinggi 450C. Contoh : Methylococcus capsulatus, Azotobacter chroococcum, Clostridium pasteurianum, Rhizobium leguminosarum, Rhodospirillum rubnum, Bacillus subtilis, L. Bulgaricus, Clostridium butyricum, Bacillus mascerans, Clostridium sporongenes.
3. Termofilik, yaitu mikroba yang hidup pada suhu tinggi. Pada bakteri ada kecenderungan untuk membentuk spora pada suhu tinggi. Contoh: Bacillus coagulans, Clostridium nigrificants, Sulfolobus, Clostridium thermosaccharolyticum, Bacillus stearothermophilus, bakteri pereduksi sulfat/sulfur.

Antibiotik, Antiseptik, dan Desinfektan

Bismillaahirrahmanirrahiim

Pengertian Antibiotik, Antiseptik, dan Desinfektan


1. Pengetian kadar atau potensi
Kadar adalah jumlah per satuan berat atau volume. Potensi adalah ukuran kekuatan atau daya hambat atau daya bunuh zat aktif terhadap mikroorganisme tertentu.

2. Antiseptik
Yaitu bahan atau zat yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan hidup khususnya di atas kulit dan selaput lender. Contoh : sabun mandi, obat-obat kulit, dan obat-obat kumur.

3. Desinfektan
Yaitu suatu bahan yang dapat membunuh atau menghambat pertumbuhan suatu mikroorganisme terutama mikroba atau bakteri pathogen atau membahayakan yang terdapat pada benda mati, seperti : alat-alat injeksi dan operasi, lantai, kolam berenang, dan lain-lain. Contoh : kaporit pada PDAM (Cl), densol, formalin 4 %, kabol, So Klin Lantai, Wipol, Super Pell, dan lain-lain.

4. Antibiotik
Yaitu zat yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme yang mana hanya dalam jumlah sedikit dapat membunuh mikroorganisme lain. Contoh : Streptomycin, Penicillin, Amoxylin, Ampycillin, dan Chloromfenicol.

5. Difusi
Yaitu perpindahan zat (gas, cair, atau zat-zat padat) dari larutan berkadar atau berkerapatan tinggi ke larutan berkadar atau berkerapatan rendah , sehingga kerapatan atau kadar tersebut sama dimana-mana.

6. Osmosis
Yaitu perpindahan air atau zat pelarut dari larutan yang kerapatannya rendah ke larutan yang kerapatannya tinggi melewati membran semipermeable. Osmosis juga dapat berrti difusi air keluar masuk sel.

7. Plasmolisis
Yaitu lepasnya selaput plasma atau membran sel dari dinding sel.

Sunday 10 July 2011

Lemak dan Minyak

Bismillaahirrahmanirrahiim


LEMAK DAN MINYAK


Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi yang lebih efektif disbanding dengan karbohidrat dan protein. Satu gram minyak dapat atau lemak dapat m,enghasilkan 9 kkal, sedangkan karbohidrat dan protein hanya menghasilkan 4 kkal/gram. Minyak atau lemak, khususnya minyak nabati, mengandung asam – asam lemak esensial seperti asam linoleat, lenolenat, dan arakidonat yang dapat mencegah penyempitan pembuluh darah akibat penumpukan kolesterol. Minyak dan lemak juga berfungsi sebagai sumber dan pelarut bagi vitamin – vitamin A, D, E, dan K.
Lemak dan minyak terdapat pada hamper semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda – beda. Dalam pengolahan bahan pangan, minyak dan lemak berfungsi sebagai media penghantar panas, seperti minyak goring, shortening ( mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarine. Di samping itu, penambahan lemak dimaksudkan juga untuk menambah kalori serta memperbaiki tekstur dan cita rasa bahan pangan. Lemak yang ditambahkan ke dalam bahan pangan atau dijadikan bahan pangan membutuhkan persyaratan dan sifat – sifat tertentu. Berbagai bahan pangan dan beberapa jenis sayuran mengandung lemak atau minyak yang biasanya termakan bersama bahan tersebut. Lemak atau minyak tersebut dikenal sebagai lemak tersembunyi (invisible fat). Sedang lemak atau minyak yang telah diekstraksi dari ternak atau bahan nabati dan dimurnikan dikenal sebagai lemak minyak biasa atau lemak kasat mata (visible fat).
Lemak hewani mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh sehingga umumnya berbentuk cair.


SINTESIS ASAM LEMAK

Asam lemak dapat dibentuk dari senyawa – senyawa yang mengandung karbon seperti asam asetat, asetaldehida, dan etanol yang merupakan hasil dari respirasi tanaman. Sintesis asam lemak dilakukan dalam kondisi anaerob dengan banrtuan sejenis bakteri (Clostridium klyuveri) .

ASAM LEMAK

Asam – asam lemak yang ditemuikamndi alam dapat dibagi menjadi dua yaitu asam lemak jenuh dan asam lemak tidak jenuh . Asam – asam lemak tidak jenuh berbeda dalam jumlah dan posisi ikatan rangkapnya dan berbeda dengan asam lemak jenuh dalam bentuk molekul keseluruhannya. Asam lemak tak jenuh biasanya terdapat dalam bentuk cis. Karena itu molekul akan bengkok pada ikatan rangkap, walaupun ada juga asam lemak tidak jenuh dalam bentuk trans. Asam – asam lemak mempunyai jumlah atom C genap dari C2 sampai C30 dan dalam bentuk bebas atau ester dengan gliserol. Asam lemak jenuh yang paling banyak ditemukan dalam bahan pangan adalah asam palmitat, yaitu 15 – 50 % dari keseluruhan asam – asam lemak yang ada. Asam stearat terdapat dalam konsentrasi tinggi pada lemak biji – bijian tanaman tropis dan dalam lemak cadangan beberapa hewan darat , yaitu 25 % dari asam – asam lemak yang ada.

JENIS LEMAK DAN MINYAK
1. Minyak Goreng
Minyak goreng berfungsi sebagai penghantarpanas, penambah rasa gurih, dan penambahan nilai kalori bahan pangan. Mutu minyak goreng ditentukan oleh titik asapnya, yaitu suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Hidrasi gliserol akan membentuk aldehida tidak jenuh atau akrolein tersebut. Makin tinggi titik asap, makin baik mutu minyak foreng itu. Titik asap suatu minyak tergantung dari kadar gliserol bebas. Lemak yang telah digunakan untuk menggoreng titik asapnya akan turun, karena telah terjadi hidrolisis lemak. Pada umumnya suhu penggorengan adalah 177 – 2210C.
2. Mentega
Lemak dari susu dapat dipisahkan dari komponen lain dengan baik melalui proses pengocokkan atau churning. Mentega merupakan emulsi air dalam minyak dengan kira – kira 18 % air terdispersi di dalam 80 % lemak dengan sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier). Mentega dapat dibuat dari lemak susu yang manis atau yang asam.
3. Margarin
Margarin atau oleo margarine pertama dibuat orang dan dikembangkan tahun 1869 oleh Mege Moories dengan menggunakanlemak sapi. Margarine merupakan mentega dengan rupa, bau, konsentrasi, rasa , dan nilai gizi yang hampir sama. Margarin merupakan emulsi air dalam minyak dnegan persyaratan mengandung tidak kurang 80 % lemak. Lemak yang digunakan dapat berasal dari lemak hewani atau lemak nabati.
4. Shortening atau Mentega Putih
Shortening adalah lemak padat yang mempunyai sifat plastis dan kestabilan tertentu, umumnya berwarna putih , sehingga sering disebut mentegaputih. Bahan ini diperoleh dari hasil pencampuran dua atau lebih lemak atau dengan cara dehidrogenasi. Mentega putih ini banyak digunakan dalam bahan pangan terutama pasa pembuatan cake dan kue yang dipanggang.
5. Lemak Gajih
Gajih atau Lard adalah lemak yang diperoleh dari jaringan lemak ternak sapi, babi, atau kambing. Pada umumnya lemak banyak terdapat pada rongga perut dan lemak tersebut biasanya akan menghasilkan lemak gajih yang bermutu tinggi. Lemak gajih mudahsekali menjadi tengik, sehingga dalam pembuatannya perlu ditambahkan antioksidan.

Friday 10 June 2011

Hukum Perdata

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian
Hukum sangat dibutuhkan untuk mengatur kehidupan bermasyarakat dalam segala aspeknya, apakah itu kehidupan sosial, kehidupan politik, budaya, pendidikan, apalagi peranannya dalam mengatur kegiatan pembangunan ekonomi. Dalam kegiatan pembangunan ekonomi inilah justru hukum sangat diperlukan agar setiap langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah memiliki dasar hukum yang kuat dan nilai kepastian hukumnya.
Pada kegiatan pembangunan ekonomi Indonesia, peranan perbankan mempunyai pengaruh yang amat menentukan. Perbankan layaknya jantung dalam tubuh makhluk hidup, berfungsi untuk mengalihkan darah yang menjaga kehidupan makhluk tersebut. Perbankan mengalirkan dana dalam suatu sistem pembayaran yang kompleks sehingga berbagai transaksi dan kegiatan produksi dapat berjalan dengan lancer. Fungsinya yang khusus dalam mengelola sistem pembayaran menjadi semangin bersifat abstrak dalam lalu lintas pembayaran modern.
Dalam rangka menciptakan suatu sistem perbankan nasional yang kuat sekaligus sehat diperlukan adanya penyesuaian dan penyempurnaan berbagai kebijakan. Adanya penyesuaian dan penyempurnaan kebijakan di bidang perbankan nasional diharapkan mampercepat terciptanya suatu sistem perbankan nasional yang efisien dan efektif. Berkaitan dengan usaha-usaha melakukan penyesuaian dan penyempurnaan berbagai kebijakan di bidang perbankan nasional, sejak tahun 1983 pemerintah secsra bertahap dan berkesinambungan mengeluarkan berbagai deregulasi di bidang keuangan pada umumnya dan perbankan pada khususnya.
Adanya deregulasi yang bertahap dan berkesinambungan tentunya lebih banyak memberikan dampak yang positif terhadap perkembangan dan pertumbuhan perbankan nasional. Namun demikian sebagai akibat dari adanya perubahan lingkungan bisnis yang sangat cepat dan dinamis, sangat dimungkinkan terjadinya berbagai distorsi dalam implementasi masih banyak kebijakan yang semula diperkirakan akan menberikan dampak positif ternyata justru sebaliknya. Salah satu dampak sampingan dari adanya berbagai paket deregulasi adalah terjadinya krisis ekonomi pada pertengahan tahun 1997 yang pada akhirnya juga merambah pada sektor perbankan nasional.
Penyebab terjadinya krisis berasal dari masalah internal ekonomi nasional, terutama lemahnya lembaga keuangan (perbankan). Dan berasal dari perubahan sentimen pasar, masalah eksternal dari suatu ekonomi nasional, yang diperkuat dengan dampak penularan dari negara – negara tetangga. Kedua penyebab krisis ini memang menyebabkan terjadinya proses deteriorasi secara sistematik sehingga menimbulkan dampak yang sangat besar. Gejolak ekstren pada pasar palas merupakan dampak penekanan nilai mata uang di kawasan, setelah terjadi perubahan sentiment pasar dari optimisme yang berlebihan. Sedangkan ekonomi nasional diwarnai dengan struktur keuangan (perbankan utama) yang lemah dan sektor riil, yang juga lemah (ekonomi biaya tinggi).
Sebagaimana diketahui, krisis nasional ini terjadi dengan tertekannya nilai tukar uang Rupiah sebagai dampak meluasnya tekanan terhadap mata uang Bath, Peso, Ringgit, karena meningkatnya permintaan terhadap mata uang Dollar Amerika Serikat yang luar biasa di negara – negara Asia Tenggara, sehingga gejolak melemahnya kurs Rupiah menjalar menjadi masalah tertekannya perbankan. Dengan struktur keuangan (perbankan) yang masih lemah dan sektor riil yang juga lemah, gejolak tersebut dapat menimbulkan krisis yang meluas, dari sektor moneter ke ekonomi nasional secara sistemik, dan akhirnya seluruh aspek kehidupan masyarakat termasuk social politik.
Dalam Undang – undang Dasar 1945 pengaturan mengenai kedudukan nilai Rupiah dan kestabilan nilai Rupiah ini terdapat dalam Pasal 23 B dan 23 C 1945 setelah amandemen empat, pada penjelasannya dinyatakan bahwa harga uang penting untuk ditetapkan karena kedudukan uang mempunyai pengaruh yang besar atas masyarakat. Berhubungan dengan itu, perlu ada macam dan rupa uang yang akan diperlukan oleh rakyat sebagai pengukur harga untuk dasar menetapkan harga masing – masing. Tidak naik – turun karena keadaan yang tidak teratur.
Oleh karena kedudukan dan kestabilan nilai uang sangat berpengaruh atas masyarakat seperti yang tercantum pada penjelasan pasal 23 B dan 23 C UUD 1945 di atas, sehingga pada saat krisis berlangsung pengaruh atas ketidakpercayaan masyarakat terhadap nilai mata uang Rupiah menjalar menjadi ketidakpercayaan terhadap perbankan yang menimbulkan krisis perbankan. Krisis perbankan kemudian menjalar kepada nasabah mereka (mahalnya atau hilangnya kredit bank), sehingga masalah sector keuangan langsung berpengaruh negatif terhadap sektor riil (kegiatan konsumsi, produksi, perdagangan dan investasi).
Dampak dari krisis berkepanjangan ini pun masih dirsakan sehingga saat ini yang dirasakan oleh semua lapisan masyarakat. Mulai dari kenaikan harga barang dan jasa yang tidak terkendali, terganggunya kegiatan produksi, membengkaknya angka pengangguran hingga bertambahnya jumlah penduduk di bawah garis kemiskinan. Hampir semua indikator makro ekonomi Indonesia menunjukkan hal – hal yang selalu negatif. Bila dilihat dari sektor ekonomi, paling tidak ada tiga sektor yang terkena dampak paling parah, yaitu industri, konstruksi, dan tentu saja perbankan, semuanya menghadapi hal yang sama yaitu tidak mempunyai kemampuan lagi untuk membiayai kewajiban – kewajiban Dollar-nya. Malahan, untuk sector perbankan yang disebutkan di atas, kesulitan bertambah dengan munculnya krisis kepercayaan masyarakatyang luar biasa pada system dan kemampuan perbankan yang ditandai dengan “rush” perbankan. Padahal sebagaimana diketahui bahwa kepercayaan merupakan asas terpenting pada sector perbankan dalam menjalankan kegiatannya.
Krisis moneter dan ekonomi yang berat yang dihadapi oleh bangsa Indonesia diakui oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) selaku lembaga negara tertinggi Republik Indonesia. Tap MPR No. X/MPR/1998 Tentang Pokok – pokok Reformasi Pembangunan Dalam Rangka Penyelamatan dan Normalisasi Kehidupan Nasional Sebagai haluan Negara menggambarkan Keadaan krisis yang dihadapi bangsa Indonesia sebagai berikut :
....”Namun dewasa ini bangsa Indonesia tengah mengalami krisis berat yang gejalanya dimulai dari krisis moneter dan ekonomi. Krisis ini kemudian berkembang meliputi seluruh aspek kehidupan politik, ekonomi, social, yang ditandai dengan rusaknya tatanan ekonomi dan keuangan penganguran yang meluas ,dan kemiskinan yang menjurus pada ketidak berdayaan masyarakat dan mengakibatkan timbulnya krisis kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah”.

Lebih lanjut TAP MPR menyatakan:
“Keberhasilan pembangunan yang telah dicapai selama tiga puluh dua tahun Orde Baru telah mengalami kemerosotan yang memprihatinkan,karena terjadinya krisis moneter pertengahan tahuin 1997, dan berlanjut menjadi krisis ekonomi yang lebih luas.Landasan ekonomi yang dianggap kuat, ternyata tidak berdaya menghadapi gejolak keuangan eksternal serta kesulitan-kesulitan makro dan mikro ekonomi”.

Dengan demikian menjadi jelas bahwa MPRsendiri mengangap telah terjadi krisis yang dimulai pada pertengahan tahun1997.DEitengah tekanan kondisi krisis yang semakin berat akhirnya pemerintah Indonesia menyepakati negosiasi yang bernama letter of intent(lol) dengan International Monetary Fund9ImF0, yaitu dengan jalan penyediaan dana bantuan likuiditas yang dalam hal ini dana tersebut dikeluarkan oleh Bank Indonesia yang sesuai dangan pasal 34 ayat (1) Undang-undang No.13 Tahun 1968 tentang bank Sentral bahwa bank Indonesia sebagai “Pemegang kas pemerintah”.Dana bantuan tersebut adalah bantuan likuiditas Bank Indonesia(untuk selanjutnya disebut BLBI), merupakan bantuan terhadap bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas untuk membantu kesulitan disektor perbankan yang akan berbdampak pada sector perekonomian Indonesia.
Istilah BLBI baru dikenal sejak permulaan tahun 1998. Istilah ini muncul semenjak Indonesia menjalankan pemulihan ekonomi dengan mendukung IMF.Kebijakan pemberian BLBI tersebut sebagai implikasi dan kebijakan moneter yang melanda Indonesia mulai pertengahan tahun 1997, perekonomian nasional mengalami likuiditas.BLBI merupakan kebijakan yang lazim dilakukan setiap bank sentral di hampir semua Negara, sebagai pelaksanaan fungsi bank sentral selaku penyedia pinjaman dana likuiditas terakhir atau lebih dikenal dengan lender of last resort . BLBI yang pada awalnya merupakan salah satu instrument yang dimiliki bank sentral yang ditetapkan oleh pemerintah Indonesia untuk digunakan sebagai “Senjata pamungkas” dalam menghadapi serangan krisis, guna menghindari kehancuran dan kelumpuhan system perbankan serta perekonomian pada umumnya.
Belakangan malah menjadi masalah baru yaitu pemyimpangan-penyimpamgan dalam penyaluran dan penggunaan dana BLBI yang berdanpak panjang bagi keadaan perbankan dan perekonomian Indonesia.
Berdasarkan hal tersebut di atas,naka penulis ingin mengangkat masalah yang berkaitan dengan judul : “ANALISIS YURIDIS TERHADAP DAMPAK PEMBERIAN BANTUAN LIKUIDITAS BANK INDONESIA (BLBI)BAGI PERBANKAN DAN PEREKONOMIAN INDONESIA”.

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan beberapa masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah hukum positif Indonesia mengatur masalah pemberian BLBI terhadap bank-bank yang mengalami kesulitan likuiditas guna mengatasi krisis perbankan dan ekonomi?
2. Bagaimanakah dunia perbankan memamfaatkan BLBI sebagai bantuan guna pemulihan dunia perbankan akibat krisis ekonomi yang terjadi ?
3. Upaya-upaya apa sajakah yang dapat dilakukan untuk menaggulangi dampak buruk atas pemberian BLBI bagi dunia perbankan ?

C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian yang penulis ingin dicapai adalah :
1. Untuk mengetahui bagaimana hukun positif Indonesia mengatur masalah pemberian BLBI terhadap bank – bank yang mengalami kesulitan likuiditas guna mengatasi krisis perbankan dan ekonomi.
2. Untuk mengetahui bagaimana dunia perbankan memanfaatkan BLBI sebagai bantuan guna pemulihan dunia perbankan akibat krisis ekonomi yang terjadi.
3. Untuk mengetahi upaya – upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menanggulangi dampak buruk atas pemberian BLBI bagi dunia perbankan.

D. Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian dapat dilihat dari dua sudut, yaitu :
1.Dari sudut teoritis diharapkan :
a. Dapat menjadi bahn dasar penelitian selanjutnya.
b. Dapat menambah pembendaharaan dan pengetahuan terhadap pengembangan ilmu hukum pada umumnya, dan bidang perbankan pada khususnya.
2.Dari sudut praktis diharapkan :
a. Dapat memberikan masukan baru yang menambah pengetahuan terutama mengenai pemberian BLBI bagi bank – bank yang mengalami likuiditas.
b. Dapat menghimpun keterangan serta penjelasan mengenai pemberian BLBI, agar diketahui kelemahan – kelemahan yang menyebabkan pemberian itu tidak berjalan sebagai mana mestinya sehingga berdampak pada perekonomian Indonesia, dan dicari jalan pemecahannya untuk menanggulangi dampak yang buruk, sehingga dapat mempercepat pemuliahan dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.

E. Tinjauan Kepustakaan
Ada berbagai jenis fasilitas yang dimiliki oleh bangsa Indonesia, dalam arti yang paling luas, BLBI adalah semua fasilitas likuiditas Bank Indonesia yang diberikan kepada bank – bank, diluar Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI). KLBI sendiri adalah merupakan kredit bank Indonesia untuk membantu kegiatan atau sector yang diprioritaskan oleh pemerintah , seperti pengadaan pangan melalui bulog, kredit untuk koperasi unit desa (KKUD), dan kredit untuk koperasi primer bagi anggotanya (KKPA) yang suku bunganya mengandung unsus subsidi karena itu lebih rendahdari suku bunga pasar.
Suatu bank mengalami likuiditas dan tidak dapat menyelesaikannya dengan sumber yang ada,maka bank sentral mempunyai kewajiban membantunya, tentu dengan berbagai persyaratan yang harus dipenuhi. Sebagaimana diketahui, bahkan dalam keadaan normal, tanpa adanya krisis dalam perekonomian, suatu bank dapat saja menghadapi masalah kesenjangan likuiditas karena kewajiban mrembayar yang lebih besar dari penerimaan dana. pembayaran dalam pengenaan dokumen.
Ketika krisis melanda perbankan setelah adanya keketatan likuiditas yang luar biasa, penarikan dana nasabah yang juga terdorong oleh ketidakpastian dalam suasana krisis telah menimbulkan tekanan krisis yang luar biasa pada banyak bank.Masalah likuiditas yang banyak dialami oleh bank tidak dapat ditutup dengan sumber –sumber yang ada pada waktu keadaan normal. Pasar Uang Antar Bank (PUAB) terkotak – kotak sehingga dan tidak dapat diharapkan oleh bank – bank yang dianggap lemah oleh pasar.
BLBI pada hakekatnya adalah kredit likuiditas darurat yang merupakan salah satu alat kebijakan bank Indonesia dalam melaksanakan 3 (tiga) fungsi pokoknya selaku bank sentral sebagaimana diatur dalam undana –undang no.13 Tahun 1968 tentang bank sentral dan Undang – undang No.10 Tahun1998 tentang perbankan dan hasil perubahan Undang –undang No.7 Tahun 1992.
Dalam pasal 32 ayat(3) Undang –undang No.13 Tahun 1968 tentang Bank Sentral , Bank Sentral Indonesia sebagai lender of last resort yang selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
“Bank dapat pula memberikan kredit likuiditas kepada bank – bank untuk mengatasi kesulitan likuiditas dalam keadaan darurat”.

Dalam penjelasan umum Undang – undang No.13 Tahun 1968 angka 111 huruf b, berbunyi anatara lain :
“Sebagai “banker`s bank”, bank sentral dapat memberikannkredit likuiditas kepada bank untuk meningkatkan produksi dan lain lain sesuai dengan program pemerintah, sedangkan sebagai “lender pf last resort”,bank untuk mengatasi kesulitan likuiditas yang dihadapinya dalam keadaan darurat”.

Dari uraian di atas,terminology BLBI merupakan istilah lain dari terminology Undang – undang yang menamakanya “Kredit likuiditas”kepada bank untuk mengatasi kesulitan dalam keadaan darurat yang sering disebut sabagai “kredit likuiditas darurat”. Pergantian terminology tersebut tersebut dilakukan setelah dilakukan setelah npemerintah meminta bantuan tekhnis kepada IMF. Pada waktu itu IMF menggunakan terminology “liquidity support” terhadap fasilitas yang diberikan Bank Indonesia yang kemudian diterjemahkan menjadi Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.
Terminologi tersebut dinilai lebih tepat untuk membedakan fasilitas lain yang diberikan Bank Indonesia kepada perbankan sebagai mana dimaksud dalam pasal 3 ayat(2) Undang –undang No.13 Tahun 1998 tentang Bank Sentral ,yaitu likuiditas yang diberikan kepada perbankan dalam rangka mendukung program yang diprioritaskan pemerintah dalam rangka pembangunan nasional (KLBI).
Dan selanjutnya dalam pasal 37 ayat (2) Undang –undang No. 7 Thun 1992 tentang perbankan , menyatakan :
“Dalam suatu bank mengalami kesulitan yang membahayakan kelangsungan usahanya, maka Bank Indonesia dapat mengambil tindakan lain sesuai dengan peraturan perundang –undangan yang berlaku”.

Dalam penjelasan tersebut selanjutnya dinyatakan :
“Bank Indonesia dapat melakukan langkah untuk menyelamatkan bank yang mengalami masalah yang membahayakan kelangsungan usahanya atau tindakan likuidasi. Langkah penyelamatan tersebut dilakukan terhadap bank sebagai lembaga kepercayaan masyarakat”.

Dalam pasal 37 A ayat (1) Undang –undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Undang –undang No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang menyatakan sebagai berikut :
“Apabila menurut penilaian Bank Indonesia terjadi kesulitan perbankan yang membahayakan perekonomian nasional , atas permintaan Bank Indonesia, pemerintah setelah berkonsultasi kepada Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dapat membentu badan khusus yang bersifat sementara dalam rangka peyehatan masyarakat”.
Pasal 37 A ayat (3) Undang –undang No. 10 Tahun 1998nmeberikan wewenang luar biasa kepada badan khusus tersebut, karena selain berwenang sebagai mana dimaksud dalam pasal 37 A aayat (1) badab khusus ini juga mempunyai wewenang sebagai mana diatur dalam pasal 37 A ayat (3) huruf a sampaidengan huruf n yaitu melakukan segala tindakan yang dianggap perlu terhadap bank yang berada dibawah kewenagan badan khusus tersebut dalam rangka penyehatan, dan pasal 37 A ayat (4) yang menentukan bahwa tindakan – tindakan badan khusus berdasarkan wewenangnya adalah sah berdasarkan undang-undang ini.
Berdasarkan kenyataan tersebut pasal 37 a Undang –undang No.10 Tahun 1998 merupakan ketentuan Undang – undang No. 10 Tahun 1998 merupakan ketentuan undang –undang secara surut ini paul scholten dalam bukunya yang berjudul “algemen Deel Mr.C.Asser`s Handleining lot de beoefening van Nederlandsch bunerlijk Recht “menyatakan sebagai berikut :
“Natulijk kan hij(maksudnya pembuat undang –undang/wetgever)bepelen dat in de toekomst ten aanzien van hetgen in het verleden geschiedde gehandeln zal worden , alsof de al bestond, dien hij thanks afwiking in strijd is met een rechtbeginsel –dit toont al, dat de niet terugwerkende krawerkende krach keach,gelijk men meestal zegt –waartoe de wetgever wel wel kan , maan niet dan in uittersen noord behonrt over te gaan”.

Yang kemudian diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh Sulistio dan a.Hakim G .Nusantara sebagai berikut :
“Dengan sendirinya pembuat undang –undang dapat menentukan bahwa untuk dikemudian hari orang wajib bertindak sesuai dengan apa yang terjadi sebelum ketentuan itu dibuat, seolah – olah ketentuan itu telah ada , ketentuan mana sekarang telah dinyatakan olrh pembuata undang – undang .Ini sudah menunjukan bahwa penyimpangan itu bertentangan dengan azas tidak berlaku surutnya ketentuan undang – undang sebagaimana lazimnya dikatakan orang namun pembuat undang – undang dapat melakukannya, hanya tindakan itu hanya dapat dilakukan dalam keadaan sangat darurat”.

Sesuai dengan pendapat Paul scholten di atas , maka Pasal 37 a Undang – undang No. 10 Tahun 1998 adalah ketentuan undang –undang yang berlaku surut Karena pasal itu dibuat berdasarkan pengalaman dan fakta –fakta tang terjadi sebelumnya,yaitu sejak terjadi krisis perbankan hingga krisis berakhir. Dan se4suai peraturan pemerintah No. 17 tahun 1999 tentang BPPn, pada tanggal 27 Februari 2004 BPPN dibubarakan.
Dari pembahasan diatas menunjukkan bahwa menurut hokum , pemberian BLBI dilakukan Bank Indonesia selaku lender of resort sesuai pasal 32 ayat (3) Undang –undang No. 13 tahun 1968 tentang Bank sentral , dan diberlakukan dalam keadaan darurat (krisis perbankan, ekonomi dan moneter).
Oleh karena itu hal tersebut merupakan hal yang sangat penting , sehingga dapat dijadikan kerangka pemikiran bagi penulis dalam melakukan penelitian.

F. Metode Penelitian
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian dilakukan dengan :
1. Metode Pendekatan
Dalam penelitian ini digunakan metode pendekatan yuridis normatif, yaitu suatu metode yang digunakan untuk mengolah data yang diperoleh dari penelitian yang ditujukan untuk peraturan perundang –undangan atau sumber hukum yang lain yang berkaitan dengan masalah perbankan dan pemberian BLBI, yaitu dengan cara menghubungkan objek penelitian hukum di Indonesia.
2. Teknik Pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut :
a. Penelitian Kepustakaan , yaitu dengan pengklasifikasian, penelaahan, pencataan yang lengkap dan terhadap data sekunder yang terdiri dari :
1) Bahan Hukum Primer, seperti Undang – undang No. 13 Tahun 1968,Undang –undang No. 10 tahun 1998, dan peraturan perundangan-undangan lainnya.
2) Bahan Hukmm Sekunder, seperti buku-buku panduan yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, dan
3) Bahan Hukum tersier, seperti yang berasal dari artikel- artikel majalah dan surat kabar.
b. Penelitian lapangan ,sebagai pendukung kelengkapan data- data, yaitu melakukan wawancara Bank Indonesia selaku pihak terkait dengan masalah pemberian Bantuan Likuiditas Bank Indonesia.
3. Analisis Data
Data dianalisis secara yuridis kualitatif, yaitu analisis dengan penguraian deskriptif analisis, menggambarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku dengan teori –teori hokum dan praktek pelaksanaan hokum positif yang menyangkut permasalahan yang diteliti, yaitu pemberian BLBI.


DAFTAR KEPUSTAKAAN

A. BUKU

Bank Indonesia. 2002. Mengurai Benang Kusut BLBI. Jakarta : Bank Indonesia.

Djiwandono, J. Soedradjad. 2001. Bergulat dengan Krisis dan Pemulihan Ekonomi Indonesia. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.

Suhardi, Gunarto. 2002. Peranan Hukum dalam Pembangunan Ekonomi. Yogyakarta : Universitas Adma Jaya.



B. PERATURAN PERUNDANG - UNDANGAN
Undang - undang Nomor 13 Tahun 1968 Tentang Bank Sentral.
Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan.

The Influence of Tourism to Islam

The influence of Tourism to Islam and Culture
in West Sumatera



Ladies and gentlemen,

Tourism ? It is not strange again for us. Because everybody ever do it. The purpose of tourism are to clear and fresh our mind and give entertain to us. Because new condition is very important in our life. Usually, in the tourism, we visit the tourism object. In our provincy, West Sumatera, there are many tourism object. Such as Jasmine park and beach in Padang, Jam Gadang, Panorama, and the zoo in Bukittinggi, Lake Singkarak in Solok and the others. All of that tourism give a beauty to us. The beauty that valuable, but do we remember to Allah who has created that beauty ? Allah has created the beauty, so how Almighty Allah SWT. Allah said in Suroh An-Nahl : 3 :

Kholakhossamaawaatiwal ardo bil haq. Ta’aalaa ‘ammaa yusyrikuun

“Allah has created the sky and earth truthly. The superior of Allah from what they partnership.”


Ladies and gentlemen,

In tourism, we must notice our attitude. Because attitude is very impotant. According Minangkabau’s people saying :

“Adat basandi syarak, syarak basandi Kitabullah”

Tourism will influence our culture and religion. In tourism, there are many people visit our provincy, West Sumatera. They come from foreign or local. Usually, our tourism objects are visited by tourist. The tourist come to our country and bring their culture. Many people in West Sumatera influence tourism. Especially for our young generation, it is our teenagers. In the tourism object, they are loving and sit with their couple. Meanwhile, they don’t have related brother or sister. But, most of them are a muslim. So, they know about that . But, why ? why ? They still do that behaviour. Na’uuzubillahiminzaliik. They don’t have shy. They know that make a love with their couple is prohibition in our religion.
And then, in our generation, many teenagers open their genital. Especially for a girl teenagers. They don’t have shy. Many teenagers in West Sumatera try the tourist’s culture. May be, they come to the tourism object wear short, tank top, you can see clothes or jeans. But, they are proud about that. And they said : “ Yeah, I like this style.” They don’t remember again to their religion and their custom. Meanwhile, most of them are Minang’s people.

Ladies and gentlemen,

Beside that effect of tourism. Tourism has benefits to us. Because tourism, we can enjoy our nature, we can introduce our nature to the visitor, the tourism can increase our region’s income and add feelling thank to Allah SWT who has created the universe. Religion will give positive views, if the tourism fits with our religious and custom. And religious will give negative views if the tourism doesn’t fit with our religious and custom.

Well ladies and gentlemen, before I close my speech, i say, we are a muslim, our religion is Islam and we are Minangkabau’s people, our region is West Sumatera. So, let’s we do the tourism fits with our religion and custom. Don’t forget to Allah. Do the instruction of Allah and don’t do the prohibition of Allah. Please, always remember to Allah wherever and whenever you stay.

Ok, ladies and gentlemen, I think that’s all about my speech today. I hope you can understand about my speech. And I would like you to forgive me if I made mistakes in my speech. Thank you for your attention and good morning.





Good morning my horable judges, my honorable committee of competition, my honorable audience and my belove friends.
First of all, we would like to say thank to Allah SWT, who has given us the mercies and blessing until we can attend this program today. And we say thank to our prophet Muhammad SAW, who has move our soul from the bad character to the good one. Who has brought us from the darkness to the lightness like we feel today. And then, not forget to me, to say thank to protocol, who has given me such a special time and apportunity to deliver a speech in front of you all.
Well, ladies and gentlemen, in this occasion, I would like to deliver a speech. The title of my speech is :

“The influence of Tourism to Islam and Culture in West Sumatera”














“The influence of Tourism to Islam and Culture in West Sumatera”

Untuk mengikuti lomba speech contest






DISUSUN OLEH :

WIMVY NURBAHRI




KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA
PUSAT PENDIDIKAN DAN PELATIHAN INDUSTRI
SEKOLAH MENENGAH ANALIS KIMIA PADANG
(SMAKPA)

Bakteri Coliform

COLIFORM


Coliform merupakan suatu kelompok bakteri yang digunakan sebagai indicator adanya polusi kotoran dan kondisi sanitasi yang tidak baik terhadap air, makanan, susu, dan produk – produk susu. Adanya bakteri coliform di dalam makanan atau minuman menunjukkan kemungkingan adanya mikroorganisme yang bersifat enteropatogenik dan atau toksigenik yang berbahaya bagi kesehatan. Bakteri coliform dibedakan menjadi dua, yaitu :
1. Coliform Fekal
Yaitu bakteri yang berasal dari kotoran hewan maupun manusia.
Misalnya : Eschericia coli
2. Coliform nonfekal
Yaitu bakteri yang biasanya ditemukan pada hewan atau tumbuhan yang telah mati. Misalnya : Enterobacter aerogenes

Untuk mengetahui jumlah colifom dapat digunakan metode MPN ( uji penduga, uji penguat, uji pelengkap ), metode Membran – filter, dan Hitungan Cawan.

Semen

Definisi Semen
Semen merupakan salah satu bahan perekat yang jika dicampur dengan air mampu mengikat bahan-bahan padat seperti pasir dan batu menjadi suatu kesatuan kompak. Sifat pengikatan semen ditentukan oleh susunan kimia yang dikandungnya. Adapun bahan utama yang dikandung semen adalah kapur (CaO), silikat (SiO2), alumunia (Al2O3), ferro oksida (Fe2O3), magnesit (MgO), serta oksida lain dalam jumlah kecil (Lea and Desch, 1940).
Massa jenis semen yang diisyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 gr/cm3, pada kenyataannya massa jenis semen yang diproduksi berkisar antara 3,03 gr/cm3 sampai 3,25 gr/cm3. Variasi ini akan berpengaruh proporsi campuran semen dalam campuran. Pengujian massa jenis ini dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask (ASTM C 348-97).
Fungsi semen adalah mengikat butir-butir agregat hingga membentuk suatu massa padat dan mengisi rongga-rongga udara di antara butir-butir agregat. Walaupun komposisi semen dalam beton hanya sekitar 10%, namun karena fungsinya sebagai bahan pengikat maka peranan semen menjadi penting. Semen yang digunakan untuk pekerjaan beton harus disesuaikan dengan rencana kekuatan dan spesifikasi teknik yang diberikan.
Bahan baku pembuatan semen adalah batu kapur, pasir silika, tanah liat dan pasir besi. Total kebutuhan bahan mentah yang digunakan untuk memproduksi semen yaitu:
1. Batu kapur
Batu kapur merupakan sumber utama oksida yang mempumyai rumus CaCO3 (Calcium Carbonat), pada umumnya tercampur MgCO3 dan MgSO4. Batu kapur yang baik dalam penggunaan pembuatan semen memiliki kadar air ± 5%, dan penggunaan batu kapur dalam pembuatan semen itu sendiri sebanyak ± 81 %.
2. Pasir silika
Pasir silika memiliki rumus SiO2 (silikon dioksida). Pada umumnya pasir silika terdapat bersama oksida logam lainnya, semakin murni kadar SiO2 semakin putih warna pasir silikanya, semakin berkurang kadar SiO2 semakin berwarna merah atau coklat, disamping itu semakin mudah menggumpal karena kadar airnya yang tinggi. Pasir silika yang baik untuk pembuatan semen adalah dengan kadar SiO2 ± 90%, dan penggunaan pasir silika dalam pembuatan semen itu sendiri sebesar ± 9%.
3. Tanah liat
Rumus kimia tanah liat yang digunakan pada produksi semen SiO2Al2O3.2H2O. Tanah liat yang baik untuk digunakan memiliki kadar air ± 20 %, kadar SiO2 tidak terlalu tinggi ± 46 %, dan penggunaan tanah liat dalam pembuatan semen itu sendiri sebesar ± 9%.
4. ir besi
Pasir besi memiliki rumus kimia Fe2O3 (Ferri Oksida) yang pada umumnya selalu tercampur dengan SiO2 dan TiO2 sebagai impuritiesnya. Fe2O3 berfungsi sebagai penghantar panas dalam proses pembuatan terak semen. Kadar yang baik dalam pembuatan semen yaitu Fe3O2 ± 75%-80%. Pada penggilingan akhir digunakan gipsum sebanyak 3-5% total pembuatan semen. penggunaan pasir besi dalam pembuatan semen itu sendiri sebesar ± 1%.
1. Syarat-syarat dan karakteristik Semen Portland
Proses pembuatan semen portland dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Proses basah
Pada proses basah, sebelum dibakar bahan dicampur dengan air (slurry) dan digiling hingga berupa bubur halus. Proses basah umumnya dilakukan jika yang diolah merupakan bahan-bahan lunak seperti kapur dan lempung. Bubur halus yang dihasilkan selanjutnya dimasukkan dalam oven berbentuk silinder yang dipasang miring (ciln). Suhu ciln ini sedikit demi sedikit dinaikkan dan diputar dengan kecepatan tertentu. Bahan akan mengalai perubahan sedikit demi sedikit akibat naiknya suhu dan akibatnya terjadi sliding di dalam ciln. Pada suhu 100C air mulai menguap, pada suhu 850C karbondioksida dilepaskan. Pada suhu sekitar 1400C, berlangsung permulaan perpaduan di daerah pembakaran, di mana akan terbentuk klinker yang terdiri dari senyawa kalsium silikat dan kalsium aluminat. Klinker tersebut selanjutnya didinginkan, kemudian dihaluskan menjadi butir halus dan ditambah dengan bahan gipsum.
2. Proses kering
Proses kering biasanya digunakan untuk jenis batuan yang lebih keras misalnya untuk batu kapur jenis shale. Pada proses ini bahan dicampur dan digiling dalam keadaan kering menjadi bubuk kasar. Selanjutnya, bahan tersebut dimasukkan ke dalam ciln dan proses selanjutnya sama dengan proses basah.
Dalam pabrikasi akhir, semen portland digiling dalam kilang hingga halus dan ditambah beberapa bahan tambahan. Bagai alir proses pabrikasi semen portland dapat dilihat pada Gambar 1.4.

Gambar 1. Bagan alir proses pabrikasi semen
Secara garis besar proses pembuatan semen portland adalah sebagai berikut:
1. Pencampuran mineral-mineral utama seperti CaO, SiO2 dan Al2O3, dicampur bersama bahan tambahan lain dalam bentuk kering atau basah. Bentuk basah dikenal slurry.
2. Campuran ini dimasukkan ke dalam rotary kiln, dibakar pada suhu  1400C membentuk butiran-butiran bulat berdiameter antara 1,5 mm sampai 50 mm yang dikenal sebagai clinker.
3. Clinker yang telah dingin dihaluskan sehingga mencapai kehalusan (specific surface)  3150 cm2/gr, sambil ditambahkan gypsum untuk mengontrol waktu ikat (setting time).
Berkaitan dengan masalah keawetan (durability) beton, maka dibedakan atas lima tipe semen, yaitu:
Tipe I : Semen biasa (normal) digunakan untuk beton yang tidak dipengaruhi oleh lingkungan, seperti sulfat, perbedaan suhu yang ekstrim.
Tipe II : Digunakan untuk pencegahan terhadap serangan sulfat dari lingkungan, seperti untuk struktur bawah tanah.
Tipe III : Beton yang dihasilkan mempunyai waktu perkerasan yang cepat (high early strength).
Tipe IV : Beton yang dibuat akan memberikan panas hidrasi rendah, cocok untuk pekerjaan beton massa.
Tipe V : Semen ini cocok untuk beton yang menahan serangan sulfat dengan kadar tinggi.
1. Sifat Kimia Semen Portland
1. Lime saturated Factor (LSF)
Batasan agar semen yang dihasilkan tidak tercampur dengan bahan-bahan alami lainnya.
2. Magnesium oksida (MgO)
Pada umumnya semua standard semen membatasi kandungan MgO dalam semen Portland, karena MgO akan menimbulkan magnesia expansion pada semen setelah jangka waktu lebih daripada setahun, berdasarkan persamaan reaksi sbb :
Mg O + H2O  Mg (OH) 2
Reaksi tersebut diakibatkan karena MgO bereaksi dengan H2O Menjadi magnesium hidroksida yang mempunyai volume yang lebih besar.
3. SO3
Kandungan SO3 dalam semen adalah untuk mengatur/memperbaiki sifat setting time (pengikatan) dari mortar (sebagai retarder) dan juga untuk kuat tekan. Karena kalau pemberian retarder terlalu banyak akan menimbulkan kerugian pada sifat expansive dan dapat menurunkan kekuatan tekan. Sebagai sumber utama SO3 yang sering banyak digunakan adalah gypsum.
4. Hilang Pijar (Loss On Ignition)
Persyaratan hilang pijar dicantumkan dalam standard adalah untuk mencegah adanya mineral-mineral yang dapat diurai dalam pemijaran. Kristal mineral-mineral tersebut pada umumnya dapat mengalami metamorfosa dalam waktu beberapa tahun, dimana metamorfosa tersebut dapat menimbulkan kerusakan.
5. Residu tak larut
Bagian tak larut dibatasi dalam standard semen. Hal ini dimaksudkan untuk mencegah dicampurnya semen dengan bahan-bahan alami lain yang tidak dapat dibatasi dari persyaratan fisika mortar.
6. Alkali (Na2O dan K2O)
Akali pada semen akan menimbulkan keretakan pada beton maupun pada mortar, apabila dipakai agregat yang mengandung silkat reaktif terhadap alkali. Apabila agregatnya tidak mengandung silikat yang reaktif terhadap alkali, maka kandungan alkali dalam semen tidak menimbulkan kerugian apapun. Oleh karena itu tidak semua standard mensyaratkannya.
7. Mineral compound (C3S, C2S, C3A , C4AF)
Pada umumnya standard yang ada tidak membatasi besarnya mineral compound tersebut, karena pengukurannya membutuhkan peralatan mikroskopik yang mahal. Mineral compound tersebut dapat di estimasi melalui perhitungan dengan rumus, meskipun perhitungan tidak teliti. Tetapi ada standard yang mensyaratkan mineral compound ini untuk jenisjenis semen tertentu. misalnya ASTM untuk standard semen type IV dan type V. Salah satu mineral yang penting yaitu C3A, adanya kandungan C3A dalam semen pada dasarnya adalah untuk mengontrol sifat plastisitas adonan semen dan beton. Tetapi karena C3A bereaksi terhadap sulfat, maka untuk pemakaian di daerah yang mengandung sulfat dibatasi. Karena reaksi antara C3A dengan sulfat dapat menimbulkan korosi pada beton.
• Senyawa kimia semen portland
Pada Tabel 1.1 s/d 1.4 diperlihatkan komposisi kimia tipikal semen portland biasa dan komposisi oksida semen portland secara umum.
Tabel 1.1. Komposisi kimia tipikal semen portland biasa
Nama Kimia Rumus Kimia Notasi Berat
(%)
Tricalcium silicate 3CaO.SiO2 C3S 50
Dicalcium silicate 2CaO.SiO2 C2S 25
Tricalcium aluminate 3CaO.Al2O3 C3A 12
Tetracalcium aluminoferrite 4CaO.Al2O3.Fe2O3 C4AF 8
Calcium sulfate dihydrate CaSO4.2H2O CSH2 3,5
Tabel 1.2. Komposisi oksida semen portland secara umum
Oksida Notasi Nama Persen Berat
CaO C Lime 63
SiO2 S Silica 22
Al2O3 A Alumina 6
Fe2O3 F Ferric oxide 2,5
MgO M Magnesia 2,6
K2O K Alkalis 0,6
Na2O N Alkalis 0,3
SO3 S Sulfur trioxide 2,0
CO2 C Carbon dioxide
H2O H Water
Tabel 1.3 Karakteristik senyawa kimia utama semen
Senyawa C3S
3CaOSiO2 C2S
2CaOSiO2 C3A
3CaOAl2O3 C4AF
4CaOAl2O3Fe2O3
Kecepatan reaksi dengan air sedang lambat cepat Sedang
Sumbangan terhadap kekuatan awal baik jelek baik Baik
Sumbangan terhadap kekuatan akhir baik sangat baik sedang Sedang
Panas hidrasi sedang rendah tinggi Sedang
Tabel 1.4 Persentase komposisi semen portland
Komposisi dalam persen (%) Karakteristik umum
C3S C2S C3A C4AF CaSO4 CaO MgO
Tipe I 49 25 12 8 2,9 0,8 2,4 Semen untuk semua tujuan
Tipe II 46 29 6 12 2,8 0,6 3 Relatif sedikit pelepasan panas, digunakan untuk struktur besar
Tipe III 56 15 12 8 3,9 1,4 2,6 Mencapai kekuatan awal yang tinggi pada umur 3 hari
Tipe IV 30 46 5 13 2,9 0,3 2,7 Dipakai pada bendunganbeton
Tipe V 43 36 4 12 2,7 0,4 1,6 Dipakai pada saluran dan struktur
2. Sifat fisika semen portland:
Menurut Harian (2007), sifat fisik semen portland terdiri dari:
1. Kehalusan butiran
Kehalusan butiran semen mempengaruhi proses hidrasi. Waktu pengikatan (setting time) menjadi semakin lama jika butir semen lebih kasar. Jika permukaan penampang semen lebih besar, semen akan memperbesar bidang kontak dengan air. Semakin halus butiran semen, proses hidrasinya semakin cepat, sehingga kekuatan awal tinggi dan kekuatan akhir akan berkurang.
Kehalusan butir semen yang tinggi dapat mengurangi terjadinya bleeding atau naiknya air ke permukaan, tetapi menambah kecenderungan beton untuk menyusut lebih banyak dan mempermudah terjadinya retak susut. Untuk mengukur kehalusan butir semen digunakan turbidimeter dari Wagner atau air permeability dari Blaine.
2. Kepadatan atau berat jenis (density)
Berat jenis semen yang disyaratkan oleh ASTM adalah 3,15 Mg/m3. kepadatan akan berpengaruh pada proporsi semen dalam campuran. Menurut ASTM C-188, untuk pengujian berat jenis dapat dilakukan menggunakan Le Chatelier Flask.
3. Konsistensi
Konsistensi semen portland berpengaruh pada saat pencampuran awal, yaitu pada saat terjadi pengikatan sampai pada saat beton mengeras. Konsistensi yang terjadi tergantung pada rasio antara semen dan air serta kehalusan dan kecepatan hidrasi.
4. Waktu pengikatan (setting time)
Waktu ikat adalah waktu yang diperlukan semen untuk mengeras, terhitung mulai bereaksi dengan air dan menjadi pasta semen hingga pasta semen cukup kaku untuk menahan tekanan. Pengujian waktu ikat bertujuan untuk menentukan jumlah air yang dibutuhkan untuk menghasilkan pasta dengan konsistensi normal. Waktu ikat semen dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Waktu ikat awal (initial setting time) yaitu waktu dari pencampuran semen dengan air menjadi pasta semen hingga hilangnya sifat plastis. Waktu ikat awal sangat penting untuk kontrol pekerjaan beton.
2. Waktu ikat akhir (final setting time) yaitu waktu antara terbentuknya pasta semen hingga beton mengeras.

Gambar. Alat ukur setting time (alat Vicat)
5. Panas hidrasi
Panas hidrasi adalah panas yang terjadi pada saat semen bereaksi dengan air, yang dipengaruhi oleh jenis semen yang dipakai dan kehalusan butir semen. Hasil reaksi hidrasi, tobermorite gel merupakan jumlah yang terbesar, sekitar 50% Dari jumlah senyawa yang dihasilkan. Reaksi tersebut dapat dikemukakan secara sederhana, sebagai berikut :
2(CaO.SiO2) + 4H2O  3CaO.2SiO2.3H2O + Ca(OH)2
2(3CaO.SiO2) + 6H2O  3CaO.2SiO2.3H2O + 3Ca(OH)2 (Tobermorite)
3CaO.Al2 O3 + 6H2O  3CaO.Al2 O3 .6H2O (Kalsium aluminat hidrat)
3CaO.Al2 O3 + 6H2O + 3CaSO4.2H2O  3CaO.Al2 O3.3CaSO4 32H2O ( Trikalsium sulfoaluminat).
4CaO.Al2 O3 .Fe2 O3 + XH2O  3CaO.Al2 O3 6H2O + 3CaO. Fe2 O3 6H2O (Kalsium Aluminoferrite hidrat).
Untuk semen yang lebih banyak mengandung C3S dan C3 A akan bersifat mempunyai panas hidrasi yang lebih tinggi.
6. Keutuhan atau kekalan
Kekalan pada pasta semen yang telah mengeras merupakan suatu ukuran yang menyatakan kemampuan pengembangan bahan-bahan campurannya dan kemampuan untuk mempertahankan volume setelah pengikatan terjadi. Ketidakkekalan semen disebabkan oleh terlalu banyaknya jumlah kapur bebas yang pembakarannya tidak sempurna. Kapur bebas tersebut mengikat air kemudian menimbulkan gaya-gaya ekspansi. Menurut ASTM C-151, alat uji untuk menentukan nilai kekalan semen portland adalah autoclave expansion of portland sement.
7. Kekuatan
Pengujian kekuatan semen dilakukan dengan cara membuat mortar semen pasir. Pengujian kekuatan dapat berupa uji tekan, tarik dan lentur. ASTM C 109-80 mensyaratkan pengujian kuat tekan pada campuran semen-pasir dengan proporsi 1 : 2,75 dan rasio air-semen 0,485. Contoh semen yang akan diuji dicampur dengan pasir silika dengan perbandingan tertentu, kemudian dibentuk menjadi kubus-kubus berukuran 5 cm x 5 cm x 5 cm. Setelah berumur 3, 7, 14, 21 dan 28 hari dan mengalami perawatan dengan perendaman, benda uji tersebut diuji kekuatannya.
Selain itu dikenal pula beberapa semen khusus, seperti:
1. Semen putih
2. Semen pozolan
3. Semen untuk sumur minyak (oil weel cement)
4. Semen plastik (plastic cement)
5. Semen ekspansif
6. Regulated set cement.
2. Jenis-jenis Semen
1. Semen non hidrolik
Semen non hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras di dalam air, tetapi dapat mengeras di udara.
Contoh: kapur.
2. Semen hidrolik
Semen hidrolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras di dalam air. Contoh:
1. Semen pozzolan
Semen portland pozzolan adalah suatu semen hidrolis yang terdiri dari campuran yang homogen antara semen portland dengan pozolan halus, yang di produksi dengan menggiling klinker semen portland dan pozolan bersama-sama, atau mencampur secara merata bubuk semen portland dengan bubuk pozolan, atau gabungan antara menggiling dan mencampur, dimana kadar pozolan 6 % sampai dengan 40 % massa semen portland pozolan. (SNI-15-0302-2004).
Menurut SNI 15-0302-1989, .Bahan yang mempunyai sifat pozolan adalah bahan yang mengandung sifat silica aluminium dimana bentuknya halus dengan adanya air, maka senyawa-senyawa ini akan bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada suhu kamar membentuk senyawa yang mempunyai sifat seperti semen. Semen Portland pozolan dapat digolongkan menjadi 2 (dua) jenis yaitu sebagai berikut:
1. Semen portland pozolan jenis SPP A yaitu semen Portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua tujuan pembuatan adukan beton serta tahan sulfat sedang dan panas hidrasinya sedang.
2. Semen portland pozolan jenis SSP B yaitu semen Portland pozolan yang dapat dipergunakan untuk semua adukan beton tersebut tahan sulfat sedang dan panas hidrasi rendah.


2. Semen terak
Semen terak adalah semen hidrolik yang sebagian besar terdiri dari suatu campuran seragam serta kuat dari terak tanur kapur tinggi dan kapur tohor. Sekitar 60% beratnya berasal dari terak tanur tinggi.
Semen terak dibuat melalui proses tertentu yakni penggilingan, yang menyebabkan terak itu bersifat hidrolik, sekaligus berkurang jumlah sulfat yang dapat merusak. Terak tersebut kemudian dikeringkan dan ditambahi kapur tohor dengan perbandingan tertentu. Seluruh bahan dicampur dan dihaluskan kembali menjadi butiran yang halus.
3. Semen alam
Semen alam dihasilkan melalui pembakaran batu kapur yang mengandung lempung pada suhu lebih rendah dari suhu pengerasan. Hasil pembakaran kemudian digiling menjadi serbuk halus. Kadar silika, alumina dan oksida besi pada serbuk cukup untuk membuatnya bergabung dengan kalsium oksida sehingga membentuk senyawa kalsium silikat dan aluminat yang dapat dianggap mempunyai sifat hidrolik. Semen alam yang dihasilkan mempunyai komposisi sebagai berikut:
CaO : 31% - 57%
SiO2 : 22% - 29%
Al2O3 : 5,2% - 8,8%
Fe2O3 : 1,5% - 3,2%
MgO : 1,5% - 2,2%
NaO :
K2O :
Semen alam tidak boleh digunakan di tempat yang langsung terekspos perubahan cuaca, tetapi dapat digunakan dalam adukan beton untuk konstruksi yang tidak memerlukan kekuatan tinggi.
4. Semen portland
Semen portland adalah bahan konstruksi yang paling banyak digunakan dalam pekerjaan beton. Semen portland didefinisikan sebagai semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya mengandung satu atau lebih.
Bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama dengan bahan utamanya. Pembuatan semen portland dilaksanakan melalui beberapa tahapan, yaitu:
1. Penambangan di quarry
2. Pemecahan di crushing plant
3. Penggilingan (blending)
4. Pencampuran bahan-bahan
5. Pembakaran (ciln)
6. Penggilingan kembali hasil pembakaran
7. Penambahan bahan tambah (gipsum)
8. Pengikatan (packing plant)
Fungsi dari semen portland adalah untuk merekatkan butir-butir agregat agar terjadi suatu massa yang kompak dan padat, selain juga untuk mengisi rongga- rongga di antara butiran agregat (Tjokrodimuljo dan Kardiyono, 1988).
BETON
1. Definisi Beton
Beton adalah campuran agregat halus dan agregat kasar sebagai bahan pengisi. Ditambah semen dan air yang digunakan sebagai bahan pengikat dan atau menggunakan bahan tambahan. Sekarang ini penggunaan beton banyak digunakan untuk sebagai konstruksi, misalnya jalan, jembatan, lapangan terbang, waduk, bendungan dan lainya.Dengan melakukan analisa bahan maka dalam hal pembuatan beton harus lebih teliti dengan berbagai macam material-material yang digunakan dalam pembuatan tersebut, dikrenakan apabila suatu material dalam beton itu tidak bagus maka hasil dari beton tersebut tidak akan mencapai pada hasil yang diinginkan.Sehingga dengan diadakannya analisa bahan terhadap material yang akan digunakan untuk pembuatan beton maka hasil dapat diperoleh dengan baik. (Wibawa, 2008).

2. Jenis-jenis Beton
Menurut Wibawa (2008), beton mempunyai macam-macam jenis:
o Beton Ringan
Beton ringan adalah beton yang dibuat dengan beban dan kemampuan penghantaran panas yang lebih kecil dengan berat jenis kurang dari 1800 kg/m3.
o Beton masa
Beton masa adalah beton yang dituang dalam volume besar, yaitu perbandingan antara volume dan luas permukaannya besar. Biasanya beton masa dimensinya lebih dari 60 cm.
o Ferrosemen
Ferrosemen adalah suatu bahan gabungan yang diperoleh dengan cara memberikan suatu tulangan yang berupa anyaman kawat baja sebagai pemberi kekuatan tarik dan daktilitas pada mortar semen.
o Beton Serat (Fibre Concrete)
Beton serat adalah bahan komposit yang terdiri dari beton biasa dan bahan lain yang berupa serat. Serat dalam beton ini berfungsi mencegah retak-retak, sehingga menjadikan beton lebih daktail daripada beton biasa.
o Beton Non Pasir
Beton non pasir adalah bentuk sederhana dari jenis beton ringan yang diperoleh dengan cara menghilangkan bagian halus agregat pada pembuatan beton. Tidak adanya agregat halus dalam campuran menghasilkan suatu sistem berupa keseragaman rongga yang terdistribusi di dalam massa beton, serta berkurangnya berat jenis beton.
o Beton siklop
Beton siklop adalah adalah beton normal / beton biasa, yang menggunakan ukuran agregat yang relatif besar. Ukuran agregat kasar mencapai 20 cm, namun proporsi agregat yang lebih besar ini sebaiknya tidak lebih dari 20 persen agregat seluruhnya.
o Beton hampa
Beton hampa adalah beton yang setelah diaduk dan dituang serta dipadatkan sebagaimana beton biasa, air sisa reaksi disedot dengan cara khusus, disebut vakum (vaccum method). Air yang tertinggal hanya air yang dipakai untuk reaksi dengan semen sehingga beton yang diperoleh sangat kuat.
o Beton Mortar
Beton mortar adalah adukan yang terdiri dari pasir, bahan perekst, dan air. Menurut (Tjokrodimulyo, 1996) membagi mortar berdasarakan jenis bahan ikatnya menjadi empat jenis, yaitu:
1. Mortar lumpur
Mortar lumpur dibuat dari campuran pasir, tanah liat/lumpur dan air. Pasir, tanah liat dan air tersebut dicampur sampai rata dan mempunyai kelecekan yang cukup baik. Jumlah pasir harus diberikan secara tepat untuk memperoleh adukan yang baik. Terlalu sedikit pasir menghasilkan mortar yang retak - retak setelah mengeras sebagai akibat besarnya susutan pengeringan. Terlalu banyak pasir menyebabkan adukan kurang dapat melekat.
2. Mortar kapur
Mortar kapur dibuat dari campuran pasir, kapur dan air. Kapur dan pasir mula-mula dicampur dalam keadaan kering, kemudian ditambahkan air. Air diberikan secukupnya agar diperoleh adukan yang cukup baik ( mempunyai kelecakan baik ). Selama proses pengerasan kapur mengalami susutan, sehingga jumlah pasir umumnya dipakai 2 atau 3 kali volume kapur. Mortar ini biasa dipakai untuk pembuatan tembok bata.
3. Mortar Semen
Mortar semen dibuat dari campuran pasir, semen portland dan air dalam perbandingan campuran yang tepat. Perbandingan antara volume semen dan volume pasirberkisar antara 1 : 2 dan 1 : 6 atau lebih besar. Mortar ini kekuatannya lebih besar daripada kedua mortar terdahulu, oleh karena itu biasa dipakai untuk tembok, pilar, kolomatau bagian lain yang menahan beban. Karena mortar ini rapat air maka juga dipakaiuntuk bagian luar dan yang berada dibawah tanah. Pasir dan semen mula-mula dicampur secara kering sampai merata diatas suatu tempat yang rata dan rapat air. Kemudian sebagian air yang diperlukan ditambahkan kemudian diaduk lagi.
4. Mortar Khusus
Mortar khusus dibuat dengan menambahkan bahan khusus pada mortar kapur dan mortar semen dengan tujuan tertentu. Mortar ringan diperoleh dengan menambahkan asbestos fibers, jute fibers (serat rami), butir kayu, serbuk gergajian kayu dan sebagainya. Mortar ini digunakan untuk bahan isolasi panas atau peredam suara. Selain itu juga ada mortar tahan api, diperoleh dengan menambahkan bubuk bata-api dengan aluminous cement, dengan perbandingan satu aluminous cement dan dua bubuk bata-api. Mortar ini biasanya dipakai untuk tungku api dan sebagainya.
3. Sifat-sifat Beton
Menurut Utomo (2008), yaitu:
1. Beton Segar
Hal-hal yang berkaitan dengan sifat-sifat beton segar:
1. Kemudahan pengerjaan
Sifat ini merupakan ukuran dari tingkat kemudahan adukan untuk diaduk, diangkut, dituang dan dipadatkan.
Unsur-unsur yang mempengaruhi sifat kemudahan pengerjaan beton segar:
 Jumlah air yang dipakai dalam campuran adukan beton. Makin banyak air yang dipakai makin sudah beton segar dikerjakan.
 Penambahan semen kedalam campuran karena pasti diikuti dengan bertambahnya air campuran untuk memperoleh nilai fas tetap.
 Gradasi campuran air pasir dan kerikil.
 Pemakaian butir maksimum kecil yang dipakai.
 Pemakaian butir-butir batuan yang bulat.
 Cara pemadatan adukan beton menentukan sifat pekerjaan yang berbeda.
2. Pemisahan Kerikil
Kecenderungan butir-butir kerikil untuk memisahkan diri dari campuran adukan beton disebut segregation.
Kecenderungan pemisahan kerikil ini di perbesar dengan:
1. Campuran yang kurus (kurang semen)
2. Terlalu banyak air
3. Semakin besar butir kerikil
4. Semakin ksar permukaan kerikil
Pemisahan kerikil dari adukan beton eberakibat kurang baik terhadap betonnya setelah mengeras. Untuk mengurangi kecenderungan pemisahan kerikil tersebut maka diusahakan hal-hal sebagai berikut:
1. Air yang diberikan sedikit mungkin.
2. Adukan beton jangan dijatuhkan dengan ketinggian terlalu besar.
3. Cara pengangkutan, penuanagan maupun pemadatan harus mengikuti cara-cara yang betul.
3. Pemisahan air
Kecenderungan air campuran untuk naik keatas (memisahkan diri) pada beton segar yang baru saja dipadatkan disebut bleeding.
Pemisahan air dapat dikurangi dengan cara-cara berikut:
1. Memberi lebih banyak semen
2. Menggunakan air sedikit mungkin
3. Menggunakan pasir lebih banyak
2. Beton Keras
Sifat mekanis beton keras diklasifikasikan:
1. Sifat jangka pendek atau sesaat, yang terdiri dari:
1. Kekuatan tekan
Kuat tekan beton dipengaruhi oleh:
1. Perbandingan air semen dan tingkat pemadatannya. Jenis semen dsan kualitasnya (mempengaruhi kekuatan rat-rata dan kuatbatas beton).
2. Jenis an lekak lekuk bidang permukaan agregat.
3. Umur (pada keadaan normal kekkuatan bertambah sesuai dengan umurnya).
4. Suhu (kecepatan pengersan beton bertambah dengan bertambahnya suhu).
5. Efisiensi dan perawatan
2. Kekuatan tarik
Kekuatan tarik beton berkisar seperdelapan belas kuat desak pada waktu umurnya masih muda dan berkisar seperduapuluh sesudahnya.
Kuat tarik merupakan bagian penting didalam menahan retak-retak akibat perubahan kadar air dan suhu.
3. Kekuatan geser
Di dalam praktek, geser dalam beton selalu diikui oleh desak dan tarik oleh lenturan dan bahkan didalam pengujian tidak mungkin menghilangkan elemen lentur.
2. Sifat Jangka Panjang, yang terdiri dari:
1. Rangkak
Rangkak adalah penambahan terhadap waktu akibat beton yang bekerja.
Faktor-faktor yang mempengaruhi rangkak adalah :
1. kekuatan (rangkak dikurangi bila kenaikan kekuatan semakin besar)
2. perbandinagan campuran (bila fas dan volume pasta semen berkurang, maka rangkak berkurang).
3. semen
4. agregat (rangkak bertambha bil agregat makin halus).
5. perawatan.
6. umur (kecepaqtan rangkak berkurang sejalan dengan umur beton).
2. Susut
Susut adalah berkurangnya volume elemen beton jika terjadi kehilangan uap air karena penguapan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya susut adalah :
1. agregat (sebagai penahan susut pasta semen).
2. faktor air semen (semakin besar fas semakin besar pula efek susut).
3. ukuran elemen beton (kelajuan dan besarnya susut akan berkurang bila volume elemen betonnya semakin besar).
4. kondisi lingkungan.
5. banyaknya penulangan.
6. bahan tambahan.
4. Kuat Tekan Beton
Menurut SK SNI M - 14 -1989 - E kuat tekan beton adalah besarnya beban per satuan luas yang menyebabkan benda uji beton hancur bila dibebani gaya tekan tertentu, yang dihasilkan oleh mesin tekan.
Sedangkan menurut Mulyono (2006) mengemukakan bahwa kuat tekan beton mengidentifikasikan mutu sebuah struktur di mana semakin tinggi tingkat kekuatan struktur yang dikehendaki, maka semakin tinggi pula mutu beton yang dihasilkan.
Nilai kuat tekan beton dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :
f'c = P/A
Dimana :
f’c = Kuat Tekan Beton (Mpa)
P = Beban runtuh/gaya tekan (KN)
A = Luas Penampang benda uji (cm2)
Kuat Tekan beton biasanya di uji pada hari-hari tertentu, selanjutnya
untuk menentukan kuat tekan dan umur beton digunakan rumus regresi sebagai
berikut:
Y = a + b * Ln.x
Dimana:
y = Kuat Tekan Beton (Mpa)
x = umur beton (Hari)
1. Faktor Air Semen (FAS)
Faktor Air Semen adalah perbandingan antara berat air dan berat semen
dalam campuran adukan beton. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi
nilai FAS, maka semakin rendah mutu/kekuatan beton. Nilai FAS yang rendah di
tambah dengan kekuatan agregat yang baik dipercaya dapat meningkatkan mutu

beton. Tapi nilai FAS yang terlalu rendah dapat mengurangi kemudahan pekerjaan pada beton itu sendiri.
• Hubungan FAS dengan Kuat Tekan Beton
Teori Feret, 1896 (Neville,1975) mengemukakan suatu rumusan umum
hubungan matematis antara kuat tekan beton dengan volume Absolut semen,
udara dan air sebagai berikut :
s = K (c / c + e + a )2
Dimana :
S = Kuat tekan beton
K = Konstanta
c = Volume Absolut semen
e = Volume absolut air
a = Volume absolut udara
Teori Abrams, 1919 (Neville, 1975) mengemukakan teorinya yang terkenal dengan nama Abram’s law. Teori ini dijabarkan dalam bentuk matematis sebagai berikut :
F’ c = (A / B 1,5) .w/c
Dimana :
f’c = Kuat tekan beton (kg/cm2)
A = Konstanta empirik biasanyan diambil 984
B = Konstanta yang tergantung pada jenis semen dan biasa diambil 4
w/c = Faktor air semen
Dalam praktek untuk mengatasi kesulitan pekerjaan karena rendahnya
nilai FAS maka digunakan bahan tambah “Admixture Concrete” yang bersifat
menambah keenceran “Plasticity Plasticilizer Admixture”.
1. Faktor yang Mempengaruhi Kuat Tekan Beton
Menurut Utomo (2008) faktor-faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton adalah:
1. pengaruh cuaca buruk berupa pengembangan dan penyusutan yang diakibatkan oleh petrgantian panas dan dingin.
2. daya perusak kimiawi, seperti air laut (garam), asam sulfat, alkali, limbah, dan lain-lain.
3. daya tahan terhadap haus (abrasi) yang disebabkan oleh gesekan orang berjalan kaki, lalu lintas, gerakan ombak, dan lain-lain

Menurut Bahsuan (2009) Ada beberapa faktor yang mempengaruhi kuat tekan beton, yaitu :
1. Bahan-bahan penyusutan beton : air, semen, agregat, admixture, bahan tambahan.
2. Metode pencampuran : penentuan proporsi bahan, pengadukan, pengeceron, pemadatan
3. Perawatan : Pembasahan/perendaman, suhu dan waktu.
4. Keadaan pada saat pengecoran dilaksanakan, yang terutama dipengaruhi oleh lingkungan setempat.
2. Zat-zat yang dapat Mengurangi Kekuatan Tekan Beton
Ditinjau dari aksinya, zat-zat yang berpengaruh buruk tersebut pada beton dibedakan menjadi 3 macam, yaitu:
1. Zat yang menggangu proses hidrasi semen.
2. Zat yang melapisi agregat sehingga mnganggu terbentuknya lekatan yang baik antara agregat dan pasta semen.
3. butiran-butiran yang kurang tahn cuaca, yang bersifat lemah dan menimbulkan reaksi kimia antar agregat dan pasta semen.
Zat-zat ini dapat berupa kandungan organik, lempung, atau bahan-bahan halus lainnya, misalnya silt atau debu pecahan batu, garam, shale lempung kayu, arang, pyrites (tanah tambang yang mengandung belerang), dan lain-,lain.
Berikut ini berbagai macam zat yang dapat mengurangi kuat tekan beton dan kadar konsentrasinya dalam campuran seperti yang tercantum dalam tabel berikut.
5. Kelebihan dan Kekurangan Beton
1. Kelebihan Beton
Kelebihan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Harga relatif murah karena menggunakan baha-bahan dasar dari bahan lokal.
2. beton termasuk bahan haus dan tahan terhadap kebakaran, sehinnga biaya. perawatan termasuk rendah.
3. beton termasuk bahan yang berkekuatan tinggi, serta mempunyai sifat tahan terhadap pengkaratan/pembusukan oleh kondisi alam.
4. ukuran lebih kecil jika dibandingkan dengan pasangan batu.
5. beton segar dapat dengan mudah diangkut maupun dicetak dalam bentuk apapun dan ukuran seberapapun tergantung keiginan.

2. Kekurangan Beton
Kekurangan beton dibandingkan dengan bahan bangunan lain adalah:
1. Beton mempunyai kuat tarik yang rendah sehingga mudah retak, oleh karena itu diperlukan baja tulangan untuk menahannya.
2. beton segar mengerut saat pengeringan dan beton keras mengembang jika basah sehingga dilatasi (construction joint) perlu diadakan pada beton yang berdimensi besar untuk memberi tempat bagi susut pengerasan dan pengembangan beton.
3. beton dapat mengembang dan menyusut bila terjadi perubahan suhu, sehingga perlu diatasi untuk mencegah terjadinya retak-retak akibat perubahan suhu.
4. beton sulit untuk kedap air secara sempurna, sehingga selalu dapat dimasuki air dan air yang membawa garam dapat merusak beton.
5. beton bersifat getas sehingga harus dihitung dan didetail secara seksama agar setelah dikombinasikan dengan baja tulangan menjadi bersifat detail.
Pertanyaan dan Jawaban :
1. Jelaskan dan berikan tipe-tipe semen Portland, jelaskan ?
Jawaban :
Semen portland ini merupakan semen hidrolis yang dihasilkan dengan jalan menghaluskan terak yang mengandung senyawa-senyawa kalsium silikat dan biasanya juga mengandung satu atau lebih senyawa-senyawa calsium sulphat yang ditambahkan pada penggilingan akhir.Semen portland adalah semen yang diperoleh dengan menghaluskan terak yang terutama terdiri dari silikat-silikat, calsium yang bersifat hidrolis bersama bahan tambahan biasanya gypsum.
Tipe-tipe semen portland:
a. Tipe I (Ordinary Portland Cement)
Semen Portland tipe ini digunakan untuk segala macam konstruksi apabila tidak diperlukan sifat-sifat khusus, misalnya tahan terhadap sulfat, panas hiderasi, dan sebagainya. Semen ini mengandung 5 % MgO dan 2,5 -3% SO3.
b. Tipe II (Moderate Heat Portland Cement)
Semen ini digunakan untuk bahan konstruksi yang memerlukan sifat khusus tahan terhadap sulfat dan panas hiderasi yang sedang, biasanya digunakan untuk daerah pelabuhan dan bangunan sekitar pantai. Semen ini mengandung 20% SiO2, 6 % Al2O3, 6% Fe2O3, 6% MgO, dan 8% C3A.

c. Tipe III (High Early Strength Portland Cement)
Semen ini merupakan semen yang digunakan biasanya dalam keadaan-keadaan darurat dan musim dingin. Digunakan juga pada pembuatan beton tekan. Semen ini memiliki kandungan C3S yang lebih tinggi dibandingkan semen portland tipe I dan tipe II sehingga proses pengerasan terjadi lebih cepat dan cepat mengeluarkan kalor. Semen ini tersusun dari 3,5-4% Al2O3, 6% Fe2O3, 35% C3S, 6% MgO, 40% C2S dan 15% C3A.
d. Tipe IV (Low Heat Portland Cement)
Semen tipe ini digunakan pada bangunan dengan tingkat panas hiderasi yang rendah misalnya pada bangunan beton yang besar dan tebal, baik sekali untuk mencegah keretakan. Low Heat Portland Cement ini memiliki kandungan C3S dan C3A lebih rendah sehingga kalor yang dilepas lebih rendah. Semen ini tersusun dari 6,5 % MgO, 2,3 % SO3, dan 7 % C3A.
e. Tipe V (Super Sulphated Cement)
Semen yang sangat tahan terhadap pengaruh sulphat misalnya pada tempat pengeboran lepas pantai, pelabuhan, dan terowongan. Komposisi komponen utamanya adalah slag tanur tinggi dengan kandungan aluminanya yang tinggi, 5% terak portland cement , 6 % MgO, 2,3 % SO3, dan 5 % C3A.
Sumber : http://www.scribd.com/doc/39735030/Semen-Dan-Beton
2. Sebutkan dan jelaskan ragam-ragam Beton ?
Jawaban :
1. Beton Konvensional
Merupakan jenis beton semen biasa. Beton ini terdiri atas campuran kerikil (batu pecah), pasir, dan semen dengan perbandingan berat 3 :2 :1. Biasanya beton ini memerlukan penulangan besi.
2. Beton Polimer
Beton jenis ini ciptaan Prof. Ir. H. Djuanda Suraatmadja. Beton polimer memiliki sifat kedap air, tidak terpengaruh sinar ultraviolet, tahan terhadap larutan agresif seperti bahan kimia serta kelebihan lainnya. Keunggulan lain adalah beton polimer bisa mengeras di dalam air sehingga bisa digunakan untuk memperbaiki bangunan-bangunan bawah air. Satu-satunya kelemahan yang hingga kini belum teratasi adalah harga beton polimer masih belum bisa lebih rendah dibandingkan dengan beton semen, kecuali untuk daerah Irian Jaya, di mana harga semen berlipat-lipat dari harga semen di Pulau Jawa. Karena itu, beton polimer selama ini lebih banyak digunakan untuk rehabilitasi bangunan yang rusak. Beton polimer dapat dibedakan atas polymer concrete, polymer modified concrete (beton biasa tetapi dimofifikasi dengan menggunakan polimer), polymer impregnated concrete (beton berpori-pori yang kemudian diisi dengan polimer),
dan sulfur polymer concrete (beton yang dibuat dari pasir, kerikil, belerang, dan polimer).
3. Beton Geopolimer
Ditemukan oleh Davidovits. Dinamakan demikian karena merupakan sintesa bahan-bahan alam nonorganik lewat proses polimerisasi. Bahan dasar utama yang diperlukan untuk pembuatan material geopolimer ini adalah bahan-bahan yang banyak mengandung unsur-unsur silikon dan aluminium.Unsur-unsur ini banyak ditemukan, di antaranya pada material buangan hasil sampingan industri, seperti misalnya abu terbang dari sisa pembakaran batu bara
Sumber : http://www.scribd.com/doc/39735030/Semen-Dan-Beton
3. Sebutkan sifat-sifat dan karakteristik Semen Portland!
Jawaban :
Sifat-sifat semen portland dibedakan menjadi dua, yaitu sifat fisika dan sifat kimia.
o Sifat Fisika Semen Portland
Sifat fisika semen portland meliputi kehalusan butir, waktu pengikatan, kekalan, kekuatan tekan, pengikatan semu, panas hidrasi, dan hilang pijar.
o Sifat Kimia Semen Portland
Sifat kimia semen portland meliputi kesegaran semen, sisa yang tak larut, dan yang paling utama adalah komposisi syarat yang diberikan.
Sumber (Teknologi Beton, Oleh Ir. Tri Mulyono MT.)
3. Sebutkan empat senyawa kimia yang menyusun semen portland!
Jawaban :
o Trikalsium Silikat (3CaO. SiO2) yang disingkat menjadi C3S.
o Dikalsium Silikat (2CaO. SiO2) yang disingkat menjadi C2S.
o Trikalsium Auminat (3CaO. Al2O3) yang disingkat menjadi C3A.
o Tetrakalsium aluminoferrit (4CaO. Al2O3.Fe2O3) yang disingkat menjadi C4AF.
Sumber (Teknologi Beton, Oleh Ir. Tri Mulyono MT.)
3. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis semen hidrolik dan non hidrolik ?
Jawaban :
- Semen hirolik mempunyai kemampuan untuk mengikat dan mengeras didalam air contoh semen hidrolik adalah sebagai berikut :
Kapur hidrolik
Semen pozollan
Semen terak
Semen alam
Semen Portland
Semen Portland-poxollan
Semen poertland terak tanur tinggi
Semen alumina
Semen expansif
- Semen non hidrolik tidak dapat mengikat dan mengeras didalam air, akan tetapi dapat mengeras di udara. Contoh semen non hidrolik adalah kapur
Sumber (Teknologi Beton, Oleh Ir. Tri Mulyono MT.)
Absorbansi merupakan banyaknya cahaya atau energi yang diserap oleh partikel-partikel dalam larutan, sedangkan transmitansi marupakan bagian dari cahaya yang diteruskan melalui larutan.
hubungan absorbansi dengan transmitansi dapat dinyatakan dengan persamaan:
A = - log T = log P0/P
ket:
A = absorbansi,
T = transmitansi,
P0 = Cahaya sebelum melewati larutan,
P= Cahaya sesudah melewati larutan
dan hubungan absorbansi dengan transmitansi berbanding terbalik.

yang didapat dari penjelasan hukum Beer:
Besar penyerapan cahaya (absorbansi) dari suatu kumpulan atom/molekul dinyatakan oleh Hukum Beer-Lambert:
1. Hukum Beer-Lambert yaitu proporsi berkas cahaya datang yang diserap oleh suatu bahan/medium tidak bergantung pada intensitas berkas cahaya yang datang. Hukum Lambert ini berlaku jika di dalam bahan/medium tersebut tidak ada reaksi kimia ataupun proses fisis yang dapat dipicu atau diimbas oleh berkas cahaya datang tersebut. intensitas cahaya yang keluar setelah melewati bahan/medium tersebut dapat dituliskan dalam bentuk persamaan:
P = T x P0
dimana P adalah intensitas berkas cahaya keluar, P0 adalah intensitas berkas cahaya masuk/datang, dan T adalah transmitansi.
jadi Transmitansi yaitu: T= P/P0
Jika transmitansi dinyatakan dalam prosentase, maka
%T = (P/P0) x 100 (dalam satuan %)

2. Hukum Beer menyatakan bahwa absorbansi cahaya berbanding lurus dengan dengan konsentrasi dan ketebalan bahan/medium.persamaannya dapat ditulis:
A = ε c l
keterangan:
ε = molar absorbsitivitas untuk panjang gelombang tertentu, atau disebut juga sebagai koefisien ekstinsif (dalam l mol-1 cm-1))
c = konsentrasi molar (mol l-1),
l =panjang/ketebalan dari bahan/medium yang dilintasi oleh cahaya (cm).
Kombinasi dari kedua hukum tersebut (Hukum Beer-Lambert) dapat dituliskan sebagai berikut:
%T = (P/P0 ) x 100 = exp(− ε c l)
atau
A = log (P0/P ) = ε c l.
jadi, hubungan absorbansi dengan transmitansi dapat dinyatakan dengan persamaan:
A = - log T
Tampilkan induknya | Tanggapan
Kalibrasi diperlukan untuk:
• Perangkat baru
• Suatu perangkat setiap waktu tertentu
• Suatu perangkat setiap waktu penggunaan tertentu (jam operasi)
• Ketika suatu perangkat mengalami tumbukan atau getaran yang berpotensi mengubah kalibrasi
• Ketika hasil pengamatan dipertanyakan
Kalibrasi merupakan proses verifikasi bahwa suatu akurasi alat ukur sesuai dengan rancangannya. Kalibrasi biasa dilakukan dengan membandingkan suatu standar yang terhubung dengan standar nasional maupun internasional dan bahan-bahan acuan tersertifikasi.

Obat ( Vitamin C, Asetosal, Antalgin )

1. Untuk memberikan informasi dan penjelasan mengenai Vitamin C, Asetosal, dan Antalgin.
2. Untuk mengetahui prinsip analisis Vitamin C, Asetosal, dan Antalgin.
3. Untuk mengetahui cara melakukan analisis Vitamin C, Asetosal, dan Antalgin dengan berbagai metoda dan mampu mengaplikasikannya.
4. Untuk mengetahui kadar Vitamin C, Asetosal, dan Antalgin dalam sample.
5. Untuk mengetahui kecocokan kadar Vitamin C, Asetosal, Antalgin dalam sample dengan SNI yang ada.


Obat
Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit, membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan, menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.
Obat dapat diklasifikasikan dalam banyak cara, atas dasar mekanisme aksi, efek dan status (legal atau tidak legal), di antaranya adalah sebagai berikut :
• Analgesik, obat pembunuh rasa sakit
o Non-NSAID antipiretik
 Acetaminophen ( juga dikenal dengan parasetamol, atas atas nama dagang Tilenol), yang dapat menyebabkan masalah lever bila digunakan secara kronik
o NSAIDS
 Aspirin atau ASA (acetylsalicylic acid), yang juga antipiretik
 Ibuprofen (juga dikenal dengan nama dagang: Advil, Motrin, Nuprin and Brufen)
o Opioids, narkotik pembunuh rasa sakit yang kuat dan membuat ketagihan yang juga digunakan sebagai obat rekreasi karena efek euphoriknya.
 Opiates
 Morphine
 Codeine
 Sintetik dan setengah - sintetik opioids
 Heroin
 Oxycodone
 Vicodin
 Demerol
 Darvocet
 Tramadol
 Fentanyl
• Obat rekreasi biasanya digunakan untuk mengubah emosi atau fungsi tubuh untuk rekreasi .
o Alcohol
o Nicotine
o Caffeine
o Hallucinogens (including LSD, Magic mushrooms and Dissociative drug)
o Cannabis
o MDMA
o GHB
o Heroin
o Cocaine
o Inhalant
• Entheogenic untuk membuat rasa mistik atau shamanistic
o Magic mushrooms
o Peyote
o Ayahuasca
o Amanita muscaria
o Salvia divinorum
o Datura
• Obat peningkatan performa (untuk olahraga atau perang).
o Amphetamine
o Ephedrine
o Cocaine
o Anabolic steroids
• Obat gaya hidup digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup
o Viagra
o Rogaine
o Antidepressant
• Obat Psychiatric
o Antidepressants
 Prozac
 Paxil
o Tranquilizers
 Typical antipsychotic tranquilizers
 Thorazine
 Atypical antipsychotic tranquilizers
o Sedative
 Valium
• Obat tradisional
Vitamin C
Vitamin C adalah salah satu jenis vitamin yang larut dalam air dan memiliki peranan penting dalam menangkal berbagai penyakit. Vitamin ini juga dikenal dengan nama kimia dari bentuk utamanya yaitu asam askorbat dengan rumus molekul C6H8O6 . Vitamin C termasuk golongan vitamin antioksidan yang mampu menangkal berbagai radikal bebas ekstraselular. Beberapa karakteristiknya antara lain sangat mudah teroksidasi oleh panas, cahaya, dan logam. Buah-buahan, seperti jeruk, merupakan sumber utama vitamin ini. Berikut rumus struktur vitamin C :


Asam askorbat atau lebih dikenal dengan nama vitamin C adalah vitamin untuk jenis primat tetapi tidak merupakan vitamin bagi hewan-hewan lain. Asam askorbat adalah suatu reduktor kuat. Bentuk teroksidasinya, asam dehidroaskorbat, mudah direduksi lagi dengan berbagai reduktor seperti glutation (GSH). Peranan asam askorbat sebagai koenzim belum dapat dipastikan karena asam ini tidak dapat berikatan dengan protein yang manapun (Sulaiman, 1995).
Asam askorbat ikut berperan pada kerja enzim-enzim prolil dan lisil hidrolakse serta pehidroksifenil-piruvat oksidase, dan pada pembentukan nondrenalin. Kebutuhan orang dewasa 60 mg lebih banyak dalm laktasi, 35 – 45 mg untuk bayi dan anak-anak. Peningkatan kebutuhan dapat terjadi karena stress (Robert, 1977).
Walaupun asam askorbat pasti banyak diperlukan pada metabolisme, ia dapat disintesis pada berbagai tumbuh-tumbuhan dan pada semua binatang yang diselidiki kecuali manusia dan primata lainnya dan marmut. Jalan dimengerti bahwa sistem pemindahan hidrogen peranan vitamin dalam system yaitu oksidasi tirosin. Salah satu reaksi analitik dipakai untuk vitamin c adalah reduksi kuantitatif zat warna. Vitamin c sangat mudah dirusak oleh pemanasan, karena ia mudah dioksidasi. Dapat juga hilang dalam jumlah yang banyak pada waktu mencincang sayur-sayuran seperti kol atau pada menumbuk kentang (Harper, 1979).
Vitamin C dapat hilang karena hal-hal seperti:
1. Pemanasan, yang menyebabkan rusak/berbahayanya struktur
2. Pencucian sayuran setelah dipotong-potong terlebih dahulu
3. Adanya alkali atau suasana basa selama pengolahan
4. Membuka tempat berisi vitamin C, sebab oleh udara akan terjadi oksidasi yang tidak reversible. Penambahan tomat atau jeruk nipis dapat mengurangi kadar vitamin C (Poedjiadi, 1994).
Di samping sangat larut dalam air, vitamin C mudah teroksidasi dan proses tersebut dipercepat oleh panas, sinar atau enzim oksidasi, serta oleh katalis lembaga dan besi. Oksidasi akan terhambat bila vitamin C dibiarkan dalam keadaan asam atau suhu rendah. Buah yang masih muda (mentah) lebih banyak mengadung vitamin C. Semakin tua buah, semakin berkurang vitamin C-nya (Prawirokusumo, 1994).
Peranan vitamin C dalam tubuh
Vitamin C diperlukan untuk menjaga struktur kolagen, yaitu sejenis protein yang menghubungkan semua jaringan serabut, kulit, urat, tulang rawan, dan jaringan lain di tubuh manusia. Struktur kolagen yang baik dapat menyembuhkan patah tulang, memar, pendarahan kecil, dan luka ringan. Buah jeruk, salah satu sumber vitamin C terbesar. Kekurangan vitamin ini dapat menyebabkan gusi berdarah, sariawan, nyeri otot atau gangguan syaraf. Kekurangan lebih lanjut mengakibatkan anemia, sering mengalami infeksi dan kulit kasar. Sementara kelebihan vitamin C dapat menyebabkan diare. Bila kelebihan vitamin C akibat penggunaan suplemen dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan batu ginjal, sedangkan bila kelebihan vitamin C yang berasal dari buah-buahan umumnya tidak menimbulkan efek samping.
Vitamin ini mudah larut dalam air sehingga bila vitamin yang dikonsumsi melebihi yang dibutuhkan, kelebihan tersebut akan dibuang dalam urine. Karena tidak disimpan dalam tubuh, vitamin C sebaiknya dikonsumsi setiap hari. Dosis yang rata-rata dibutuhkan bagi orang dewasa adalah 60-90 mg/hari. Tapi bisa juga lebih tergantung kondisi tubuh dan daya tahan masing-masing orang yang berbeda-beda. Batas maksimum yang diizinkan untuk mengkonsumsi vitamin C adalah 1000 mg/hari.
Vitamin C juga berperan penting dalam membantu penyerapan zat besi dan mempertajam kesadaran. Sebagai antioksidan, vitamin C mampu menetralkan radikal bebas di seluruh tubuh. Melalui pengaruh pencahar, vitamin ini juga dapat meningkatkan pembuangan feses atau kotoran. Vitamin C juga mampu menangkal nitrit penyebab kanker. Penelitian di Institut Teknologi Massachusetts menemukan, pembentukan nitrosamin (hasil akhir pencernaan bahan makanan yang mengandung nitrit) dalam tubuh sejumlah mahasiswa yang diberi vitamin C berkurang sampai 81%, hasil ini masih dipertanyakan, tetapi pada penelitian terbaru kelebihan dosis vitaminC justru menyebabkan perubahan sel yang bisa mengakibatkan kanker.
Hipoaskorbemia (defisiensi asam askorbat) bisa berakibat keadaan pecah-pecah di lidah scorbut, baik di mulut maupun perut, kulit kasar, gusi tidak sehat sehingga gigi mudah goyah dan lepas, perdarahan di bawah kulit (sekitar mata dan gusi), cepat lelah, otot lemah dan depresi. Di samping itu, asam askorbat juga berkorelasi dengan masalah kesehatan lain, seperti kolestrol tinggi, sakit jantung, artritis (radang sendi), dan pilek.
Makanan yang mengandung vitamin C umumnya adalah buah-buahan dan sayuran. Buah yang mengandung vitamin C tidak selalu berwarna kuning, misalnya pada jambu biji yang merupakan buah dengan kandungan vitamin C paling tinggi yang dapat kita konsumsi. Bahkan, pada beberapa buah, kulitnya mengandung vitamin C lebih tinggi daripada buahnya. Misalnya pada kulit buah apel dan jeruk walaupun tidak semua kulit buah bisa dimakan.
Untuk mengetahui kandungan vitamin C pada buah, berikut adalah tabel kandungan pada buah-buah yang umum kita temui dalam 100 gram.
Buah Kandungan Vitamin C
(mg/100 gr)
Jambu Biji 183
Kiwi
100
Kelengkeng 84
Pepaya 62
Jeruk 53
Melon 42
Anggur 34
Jeruk Mandarin 31
Buah Sukun 29
Mangga 28
Nanas 15
Pisang 9

Iodin dan iodium pada vitamin C digunakan sebagai indicator vitamin C, berperan penting dalam hidroksilisin prolin dan lisin menjadi hidroksiprolin dan hidroksilisin yang merupakan bahan pembentuk kolagen. Vitamin C merupakan reduktor kuat dan penentuannya dapat ditentukan dengan menggunakan titrasi yang digunakan adalah iodine berdasarkan sifat yang menentukannya. Indikator yang digunakan adalah amilum dengan standarisasi iodine yaitu 1 ml 0.01 N dan iodine ekivalen 0.8 asam askorbat (Poedjiadi, 1994).
Sifat vitamin C adalah:
1. Dalam bentuk kristal tidak berwarna
2. Larut dalam air dan sedikit larut dalam asetat atau alkohol yang mempunyai berat
3. Stabil pada pH rendah
4. Merupakan reduktoor kuat
5. Mudah teroksidasi
Aspirin (Asetosal)
Aspirin atau asam asetilsalisilat (asetosal) adalah sejenis obat turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (penahan rasa sakit atau nyeri minor), antipiretik (terhadap demam), dan anti-inflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung. Kepopuleran penggunaan aspirin sebagai obat dimulai pada tahun 1918 ketika terjadi pandemik flu di berbagai wilayah dunia.
Bayer meupakan perusahaan pertama yang berhasil menciptakan senyawa aspirin (asam asetilsalisilat). Ide untuk memodifikasi senyawa asam salisilat dilatarbelakangi oleh banyaknya efek negatif dari senyawa ini. Pada tahun 1945, Arthur Eichengrun dari perusahaan Bayer mengemukakan idenya untuk menambahkan gugus asetil dari senyawa asam salisilat untuk mengurangi efek negatif sekaligus meningkatkan efisiensi dan toleransinya.[6] Pada tahun 1897, Felix Hoffman berhasil melanjutkan gagasan tersebut dan menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian umum dikenal dengan istilah aspirin. Aspirin merupakan akronim dari:
A : Gugus asetil
spir : nama bunga tersebut dalam bahasa Latin

spiraea : suku kata tambahan yang sering kali digunakan
in : untuk zat pada masa tersebut.
Aspirin adalah zat sintetik pertama di dunia dan penyebab utama perkembangan industri farmateutikal. Bayer mendaftarkan aspirin sebagai merek dagang pada 6 Maret 1899. Felix Hoffmann bukanlah orang pertama yang berusaha untuk menciptakan senyawa aspirin ini. Sebelumnya pada tahun 1853, seorang ilmuwan Perancis bernama Frederick Gerhardt telah mencoba untuk menciptakan suatu senyawa baru dari gabungan asetil klorida dan sodium salisilat.[7]
Bayer kehilangan hak merek dagang setelah pasukan sekutu merampas dan menjual aset luar perusahaan tersebut setelah Perang Dunia Pertama. Di Amerika Serikat (AS), hak penggunaan nama aspirin telah dibeli oleh AS melalui Sterling Drug Inc., pada 1918. Walaupun masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi saingannya dari peniruan rumus kimia dan menggunakan nama aspirin. Akibatnya, Sterling gagal untuk menghalangi "Aspirin" dari penggunaan sebagai kata generik. Di negara lain seperti Kanada, "Aspirin" masih dianggap merek dagang yang dilindungi.


Aspirin




Aspirin
Tatanama IUPAC

asam 2-asetilbenzoat
Pengenal
50-78-2

A01AD05 Templat:ATC, Templat:ATC

2244

APRD00264

Data kimia
C9H8O4

180.157 g/mol
cari di eMolecules, PubChem

2-acetyloxybenzoic acid
acetylsalicylate
acetylsalicylic acid
O-acetylsalicylic acid
Physical data
1.40 g/cm³
135 °C (275 °F)
140 °C (284 °F) (decomposes)
3 mg/mL (20 °C)
Data farmakokinetik
Rapidly and completely absorbed
99.6%
Hepatic

300–650 mg dose: 3.1–3.2 h
1 g dose: 5 h
2 g dose: 9 h
Renal

Pertimbangan terapi
C(AU) D(AS)

Unscheduled(AU) GSL(Britania Raya) OTC(AS)

Most commonly oral, also rectal. Lysine acetylsalicylate may be given IV or IM


Awal mula penggunaan aspirin sebagai obat diprakarsai oleh Hippocrates yang menggunakan ekstrak tumbuhan willow untuk menyembuhkan berbagai penyakit. Kemudian senyawa ini dikembangkan oleh perusahaan Bayer menjadi senyawa asam asetilsalisilat yang dikenal saat ini.
Aspirin adalah obat pertama yang dipasarkan dalam bentuk tablet. Sebelumnya, obat diperdagangkan dalam bentuk bubuk (puyer). Dalam menyambut Piala Dunia FIFA 2006 di Jerman, replika tablet aspirin raksasa dipajang di Berlin sebagai bagian dari pameran terbuka Deutschland, Land der Ideen ("Jerman, negeri berbagai ide").
CARA KERJA ASETOSAL
Asam asetil salisilat atau asetosal banyak dijumpai dalam berbagai nama paten, salah satunya yang terkenal adalah Aspirin. Seperti halnya obat-obat analgesik yang lain, ia bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin. Prostaglandin sendiri adalah suatu senyawa dalam tubuh yang merupakan mediator nyeri dan radang/inflamasi. Ia terbentuk dari asam arakidonat pada sel-sel tubuh dengan bantuan enzim cyclooxygenase (COX). Dengan penghambatan pada enzim COX, maka prostaglandin tidak terbentuk, dan nyeri atau radang pun reda.
Prostaglandin juga merupakan senyawa yang mengganggu pengaturan suhu tubuh oleh hipotalamus sehingga menyebabkan demam. Hipotalamus sendiri merupakan bagian dari otak depan kita yang berfungsi sebagai semacam “termostat tubuh”, di mana di sana terdapat reseptor suhu yang disebut termoreseptor. Termoreseptor ini menjaga tubuh agar memiliki suhu normal, yaitu 36,5 – 37,5 derajat Celcius.
Pada keadaan tubuh sakit karena infeksi atau cedera sehingga timbul radang, dilepaskanlah prostaglandin tadi sebagai hasil metabolisme asam arakidonat. Prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus, di mana hipotalamus akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh (di atas suhu normal). Adanya peningkatan titik patokan ini disebabkan karena termostat tadi menganggap bahwa suhu tubuh sekarang dibawah batas normal. Akibatnya terjadilah respon dingin/ menggigil. Adanya proses mengigil ini ditujukan utuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Adanya perubahan suhu tubuh di atas normal karena memang “setting” hipotalamus yang mengalami gangguan oleh mekanisme di atas inilah yang disebut dengan demam. Karena itu, untuk bisa mengembalikan setting termostat menuju normal lagi, perlu menghilangkan prostaglandin tadi dengan obat-obat yang bisa menghambat sintesis prostaglandin.
Efek samping asetosal
Selain memiliki efek utama sebagai obat anti radang dan turun panas, asetosal memiliki beberapa efek lain sebagai efek samping. Efek samping yang pertama adalah asetosal dapat mengencerkan darah. Karena asetosal bekerja secara cukup kuat pada enzim COX-1 yang mengkatalisis pembentukan tromboksan dari platelet, suatu keping darah yang terlibat dalam proses pembekuan darah. Penghambatan sintesis tromboksan oleh asetosal menyebabkan berkurangnya efek pembekuan darah. Sehingga, asetosal bahkan dipakai sebagai obat pengencer darah pada pasien-pasien pasca stroke untuk mencegah serangan stroke akibat tersumbatnya pembuluh darah. Apa implikasinya? Karena dia memiliki efek pengencer darah, maka tentu tidak tepat jika digunakan sebagai obat turun panas pada demam karena demam berdarah.
Efek samping yang kedua dari asetosal atau Aspirin, dan sering menimpa anak-anak, adalah terjadinya Sindrom Reye, suatu penyakit mematikan yang menganggu fungsi otak dan hati. Gejalanya berupa muntah tak terkendali, demam, mengigau dan tak sadar. Banyak studi telah menunjukkan adanya hubungan antara kejadian syndrome Reye pada anak-anak dengan penggunaan aspirin. Angka kejadiannya tidak terlalu banyak, tapi sekali terjadi akibatnya sangat fatal. Sehingga, aspirin direkomendasikan untuk tidak digunakan sebagai turun panas pada anak-anak.
Efek samping asetosal yang ketiga sama dengan obat analgesik golongan AINS lainnya, adalah gangguan lambung.
Antalgin
Antalgin adalah salah satu obat penghilang rasa sakit (analgetik) turunan NSAID, atau Non-Steroidal Anti Inflammatory Drugs. Umumnya, obat-obatan analgetik adalah golongan obat antiinflamasi (antipembengkakan), dan beberapa jenis obat golongan ini memiliki pula sifat antipiretik (penurun panas), sehingga dikategorikan sebagai analgetik-antipiretik. Golongan analgetik-antipiretik adalah golongan analgetik ringan. Contoh obat yang berada di golongan ini adalah parasetamol. Tetapi Antalgin lebih banyak sifat analgetiknya.
Umumnya, cara kerja analgetik-antipiretik adalah dengan menghambat sintesa neurotransmitter terentu yang dapat menimbulkan rasa nyeri & demam. Dengan blokade sintesa neurotransmitter tersebut, maka otak tidak lagi mendapatkan "sinyal" nyeri, sehingga rasa nyerinya berangsur-angsur menghilang.
Setiap obat harus diatur dosisnya, apapun itu, terutama jika menyangkut usia. Hal ini karena selain luas permukaan tubuh yang berbeda-beda, juga fungsi organ tubuh bisa jadi berbeda. Misalnya, fungsi organ tubuh anak-anak yang dalam usia perkembangan belum sesempurna orang dewasa, dan fungsi organ tubuh manula bisa dikatakan sudah mengalami penurunan fungsi. Oleh karena itu terutama pada kedua golongan usia tersebut, anak-anak dan manula, dosisnya harus lebih diatur. Selain usia, pembagian dosis juga bisa berdasarkan berat badan, karena pada intinya, untuk bisa bekerja, obat harus berada di "site aktif"-nya, yang mungkin saja berada di hampir seluruh bagian tubuh, yang terjadi pada obat-obat berdosis besar (di atas 100mg per satu kali minum).
Antalgin tidak boleh dikonsumsi oleh orang yang memiliki riwayat alergi terhadap obat-obat golongan NSAID seperti aspirin, parasetamol, dll. Karena pada umumnya obat golongan NSAID memiliki salah satu efek sebagai pengencer darah, maka pasien yang sedang menjalani pengobatan dengan heparin atau obat-obatan pengencer darah lainnya, harus lebih berhati-hati, karena jika terjadi perdarahan, akan dapat mengakibatkan perdarahan yang lebih hebat. Untuk penderita sirosis hati, harus menggunakan dosis minimum jika mengkonsumsi antalgin. Dan pasien dengan gagal ginjal tidak direkomendasikan mengkonsumsi obat ini.
Dalam farmakope Indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar: asam askorbat (vitamin C); natrium askorbat; metamipiron(antalgin); serta natrium tiosulfat dan sedian injeksinya (Gholib, 2007).
Dengan kontrol pada titik akhir titrasi jika kelebihan 1 tetes titran. Perubahan warna yang terjadi pada larutan akan semakin jeals dengan penambahan indicator amilum/kanji ( Shevla, 1997). Mekanisme yang tepat dalam pembentukan kompleks berwarna tidak dketahui. Akan tetapi diduga bahwa molekul iodium ditahan pada permukaan β- amilosa (sebuah unsure dari kanji. Unsure kanji yang lain α- amilosa atau amilopektin, membentuk kompleks kemerah-merahan dengan iodium yang tidak mudah dihilangkan warnanya ( Day dan Underwood, 1989).
Berbagai cara dilakukan untuk menentukan kadar suatu obat, tergantung dari struktur kimia dan sifat-kimia fisikanya. Antalgin dapat ditentukan secara titrimetri yaitu dengan metode titrasi. Titrasi idiometri merupakan titrasi langsung terhadap zat-zat potensial oksidasinya lebih rendah dari sistem iodium-iodida, sehingga zat tersebut akan teroksidasi oleh iodium ( Zega, 2009).
Titrasi oksidasi reduksi (redoks) merupakan salah satu jenis titrasi dimana titrasi berlangsung antara suatu oksidator pada buret sebagai penitrasi dan reduktor pada erlenmeyer atau sebaliknya. Pada reaksi oksidasi reduksi akan terjadi aliran elektron dari suatu reduktor ke suatu oksidator. (Wiryawan dkk, 2008).
Efek farmakokinetik dari metampiron adalah metampiron diabsorpsi dengan baik di salurang pencernaan, konsentrasi tertinggi dalam plasma dicapai dalam waktu 30–45 menit dan masa paruh plasma dicapai dalam waktu 1- 4 jam. Obat ini dimetabolisme oleh enzim mikrosom hati dan dieksresi melalui ginjal. Dosis untuk metampiron ialah tiga kali 0,3-1 gr sehari. Metampiron tersedia dalam bentuk tablet 500 mg dan larutan obat suntik yang mengandung 500 mg/ml (Banuerah, 2009).
Penetapan kadar antalgin dilakukan secara iodimetri. Metode ini cukup akurat karena titik akhirnya jelas sehingga memungkinkan titrasi dengan larutan titer yang encer yaitu 0,001 N. iodimetri dilakukan terhadap zat yang potensial reduksinya lebih rendah dari system larutan iodium. Titrasi iodimetri adalah titrasi berdasarkan reaksi oksidasi antara iodine sebagai peniter dan reduktor yang memiliki potensial oksidasi lebih rendah dari system iodine-iodida dimana sebagai indicator larutan kanji. Titrasi dilakukan dalam suasana netral sedikit asam (pH 5-8). Pada antalgin , gugus –SO3Na dioksidasi oleh I2 menjadi –SO4Na.
Analisis ini disebut juga dengan analisis reaksi redoks. Oksidasi adalah proses proses pelepasan elektron dari suatu zat, sedangkan reduksi adalah proses penangkapan oleh suatu zat. Pada waktu melepaskan elektron suatu zat berubah menjadi bentuk teroksidasinya, karena itu zat itu bertindak sebagai zat pereduksi. Sebaliknya, zat pengoksidasi adalah zat yang menerima electron dan karena itu zat tersebut mengalami pereduksi.
Peristiwa atau reaksi yang terjadi dalam percobaan ini adalah reaksi pelepasan hydrogen dari metampiron sampel (antalgin) yang bertindak sebagai oksidator yang melepaskan hydrogen. Metampiron mereduksi I2 sebagai larutan baku. Metampiron (antalgin) sendiri mengalami oksidasi sehingga I2 bertindak sebagai reduktor yang menangkap hidrogen.
Indikasi:
Karena risiko efek sampingnya, penggunaannya sebagai analgesik-antipiretik sangat dibatasi yaitu:
- Nyeri akut hebat sesudah luka atau pembedahan.
- Nyeri karena tumor atau kolik.
- Nyeri hebat akut atau kronik bila analgesik lain tidak menolong.
- Demam tinggi yang tidak bisa diatasi antipiretik lain.
Kontra Indikasi:
Alergi dipiron, granulositopenia, porfiria intermiten, defisiensi G6PD, payah jantung, bayi < 3 bulan, hamil trisemester pertama dan 6 minggu terakhir.
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
Dosis:
Oral
Dewasa: 500 - 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari).
Anak-anak: 250 - 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2 gram untuk 6 - 12 tahun).
Parental
500 - 1000 mg sekali suntik. Jangan lebih dari 1 gram karena dapat menimbulkan syok.

Perhatian:
Pengobatan harus segera dihentikan bila timbul gejala pertama turunnya jumlah sel darah atau granulositopenia atau sakit tenggorokan atau tanda infeksi lain.
Hati-hati pada penderita yang pernah memiliki penyakit darah.
Jangan digunakan untuk kelainan yang ringan, masih ada obat lain yang lebih aman.
Efek Samping:
Infeksi lambung, hiperhidrosis.
Retensi cairan dan garam.

Reaksi elaergi cukup sering: reaksi kulit dan edema angioneurotik.

Efek samping yang berat: agranulositosis, pansitopenia dan nefrosis.

Interaksi Obat:
Bila digunakan bersama dengan klorpromazine, dapat menimbulkan hipotermia yang berat.
Penggunaan pada ibu hamil dan menyusui:
Jangan diberikan pada wanita hamil karena potensi karsigonik dari metabolit nitrosamin.
Penggunaan pada anak:
Jangan diberikan pada bayi kurang dari 3 bulan (atau BB < 5 kg).


 Vitamin C
a) Secara Alkalimetri
Metode : Alkalimetri, yaitu suatu titrasi terhadap larutan – larutan asam atau larutan – larutan garam yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa.
Prinsip : Sampel dilarutkan dengan aquades dengan penambahan indicator pp, lalu dititrasi dengan larutan standar NaOH .
b) Secara Iodimetri
Metode : Iodimetri, yaitu suatu titrasi yang berdasarkan reaksi redoks dengan menggunakan larutan standar yodium ( I2 ).
Prinsip : Sampel dilarutkan dengan aquades bebas CO2, lalu dititrasi dengan I2 menggunakan indicator amilum.
 Asetosal
a) Secara Tidak Langsung
Metode : Asidimetri, yaitu suatu titrasi terhadap larutan – larutan basa atau larutan – larutan garam yang berasal dari asam lemah dengan standar asam.
Prinsip :Sampel direaksikan dengan NaOH, kemudian kelebihan NaOH dititrasi dengan larutan standar H2SO4 dan menggunakan indicator pp.

b) Secara Langsung
Metode : Alkalimetri, yaitu suatu titrasi terhadap larutan – larutan asam atau larutan – larutan garam yang berasal dari basa lemah dengan larutan standar basa.
Prinsip : Sampel dilarutkan dengan etanol netral, kemudian dititrasi dengan larutan standar NaOH dan menggunakan indicator pp (phenolphtalein).
 Antalgin
a) Suasana Netral
Metode : Iodimetri, yaitu suatu titrasi yang berdasarkan reaksi redoks dengan menggunakan larutan standar yodium ( I2 ).
Prinsip : Sampel dilarutkan dengan aquades, kemudian dititrasi dengan larutan standar I2.
b) Suasana Asam
Metode : Iodimetri, yaitu suatu titrasi yang berdasarkan reaksi redoks dengan menggunakan larutan standar yodium ( I2 ).
Prinsip : Sampel dilarutkan dengan aquades kemudian ditambahkan asam dan indicator amilum, lalu dititrasi dengan larutan standar I2.

ALAT :

1. Neraca analitik
2. Lumpang
3. Alu
4. Erlenmeyer 250 mL
5. Gelas ukur 100 mL
6. Gelas ukur 50 mL
7. Botol semprot
8. Pipet takar 10 mL
9. Standar
10. Klem
11. Buret 50 mL
12. Pipet tetes
13. Gelas piala 250 mL
14. Botol timbang
15. Penangas air
16. Kompor gas

BAHAN :

1. Vitamin C
2. Asetosal
3. Antalgin
4. Aquadest bebas CO2
5. H2SO4 4 N
6. Indikator Amilum
7. Indikator PP
8. I2 0,1 N
9. Na2S2O3 0,1 N
10. K2Cr2O7 0,1 N
11. NaOH 0,1 N
12. NaOH 0,5 N
13. H2SO4 0,5 N
14. Etanol netral
15. HCl 0,02 N



A. Vitamin C ( secara iodometri )


























B. Vitamin C ( secara alkalimetri )














C. Asetosal secara tidak langsung ( secara alkalimetri)






















D. Asetosal secara langsung ( secara alkalimetri )



















E. Antalgin dalam suasana netral






















F. Antalgin dalam suasana asam





















1. Vitamin C ( secara Iodimetri )

O = C -------- O = C ----------
| | | |
HO-C | C - I |
|| O + I2 C – I O
HO-C | | |
| | C-----------
H – C-------- |
| HO – C- H
HO-C-H |
| CH2OH
CH2OH

2. Vitamin C ( secara Alkalimetri )

C6H8O6 + NaOH C6H7O6Na + H2O


CH2OH CH2ONa
| |
H – C-OH H – C – OH
| O | O
O + NaOH H O + H2O
H / HO OH
OH OH

3. Asetosal Secara Tidak Langsung ( secara Asidimetri )


C C = O
OH | + H2O + NaOH
ONa
O – C = O + NaOH O – C = O
| |
CH3 CH3

2 NaOH (sisa) + H2SO4 Na 2SO4 + 2H2O


4. Asetosal secara Langsung ( secara Alkalimetri )

- C = O - C = O
| |
OH ONa + H2O
O – C = O + NaOH O – C = O
| |
CH3 CH3


5. Antalgin dalam suasana Netral

C6H5
|
N

NaSO3 – CH2 - N


2NaSO3 + I2 2NaI + 2SO2 + O2

6. Antalgin dalam suasana Asam

C6H5
|
N

NaSO3 – CH2 – N



2NaSO3 + I2 2NaI + 2SO2 + O2




a. Vitamin C ( secara Iodimetri )

Vitamin C kuning
Vitamin C + aquades bebas CO2 Kuning bening + H2SO4 larutan bening + indicator amilum bening I2 0,1 N muncul warna biru ( TAT ).

b. Vitamin C ( secara Alkalimetri )
Vitamin C Kuning
Vitamin C + aquades + indicator pp bening NaOH 0,1 N muncul warna pink seulas ( TAT ).

c. Asetosal secara tidak langsung ( secara asidimetri )
Asetosal Putih
Asetosal + NaOH putih bening + dipanaskan 10 menit berbuih ( bening kekuningan ) + indicator pp merah H2SO4 0,5 N muncul warna pink seulas ( TAT ).

d. Asetosal secara Langsung ( secara Alkalimetri )
Asetosal Putih
Asetosal + etanol netral bening + indicator pp bening NaOH 0,1 N muncul warna pink seulas ( TAT ).

e. Antalgin dalam suasana Netral
Antalgin putih
Antalgin + Aquades putih bening + indicator amilum bening I2 0,1 N muncul warna kuning ( TAT ).

f. Antalgin dalam suasana Asam
Antalgin Putih
Antalgin + aquades putih bening + HCl bening kehijauan + indicator amilum biru I2 0,1 N muncul warna ungu kebiruan ( TAT ).



a) Kadar vitamin C secara iodometri ( Mr =176,13 g/mol ; RM = C6H8O6 )






1 mL larutan I2 0,1 N sama dengan 8,806 vitamin C

b) Kadar vitamin C secara alkalimetri


1 mL larutan NaOH setara dengan 127,613 mg vitamin C

c) Asetosal secara langsung ( Mr = 180,16 g/mol ; Mr = C9H8O4 )








1 mL larutan NaOH 0,5 N setara dengan 45,04 mg asetosal

d) Asetosal secara tidak langsung







e) Antalgin dalam suasana netral (Mr = 351,37 g/mol ; RM = C13H16N3NaO4S.H2O ; BE = 175,685 )






f) Antalgin dalam suasana asam (Mr = 333,37 g/mol ; RM = C13H16N3NaO4S ; BE = 166,685 )



1 mL I2 0,1 N setara dengan 17,57 mg antalgin dan 16,67 mg antalgin anhidrat.



Dalam laporan ini kami hanya memfokuskan pada prinsip dan metoda analisis. Karena waktu dan keadaan yang kurang memungkinkan untuk membuat perhitungan analisis. Rumus – rumus pmerupakan rumus penentuan kadar masing – masing obat dengan berbagai cara.



Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa vitamin C, Asetosal, dan Antalgin tergolong dalam obat – obatan yang sering digunakan jika sakit. Dan untuk analisis, tidak di cantumkan di laporan ini, karena keadaan dan waktu yang kurang memungkinkan.





Baliwati, Y.F dan Ali, K., 2002. Penilaian Status Gizi.
Gandjar, I. G. & Rohman A. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar : Yogyakarta
Http: //id.wikipedia.org /wiki /Aspirin
Http: //id.wikipedia.org / wiki / Vitamin C
Http : // id. Wikipedia.org / wiki / Antalgin
Harper, H.A., 1979. Biokimia. Diterjemahkan oleh Martin
M. EGC, Jakarta.
Lal, H. 2000. Biochemistry for Dental Students. CBS
Publishers and Distributor, New Delhi.
Poedjiadi, A., 1994. Dasar-dasar Biokimia. UI-Press,
Jakarta.
Prawirokusumo, S. 1994. Ilmu Gizi Komparatif. BPFE,
Yogyakarta.
Robert, W.M., 1977. Biokimia. Airlangga University Press,
Semarang.
Suharjo, 1987. Prinsip-Prinsip Ilmu Gizi. Kanisius