Bismillaahirrahmanirrahiim
Kacang Hijau
Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) adalah sejenis tanaman budidaya
dan palawija
yang dikenal luas di daerah tropika. Berikut ini adalah klasifikasi ilmiah dari
kacang hijau, yaitu :
Kingdom : Plantae
(Tumbuhan)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Spesies : Phaseolus radiatus L.
Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama daerah,
seperti artak (Madura), kacang wilis (Bali), buwe (Flores), tibowang cadi (
Makassar ) dan kacang padi (Padang). Buah kacang hijau merupakan polong bulat
memanjang antara 6-15 cm. Warna buahnya hijau ketika masih muda dan ungu tua
setelah cukup tua. Di dalam setiap buah terdapat 5-10 biji kacang hijau. Biji
tersebut ada yang mengkilap dan ada pula yang kusam, tergantung jenisnya. Biji
kacang hijau berbentuk bulat atau lonjong, umumnya berwarna hijau, tetapi ada
juga yang berwarna kuning, coklat atau berbintik-bintik hitam. Dua jenis kacang
hijau yang paling terkenal adalah golden gram dan green gram. Golden gram
merupakan kacang hijau yang berwarna keemasan, dalam bahasa botaninya disebut Phaseolus aureus L. Sedangkan yang
berwarna hijau atau green gram, disebut Phaseolus
radiatus. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan (Fabaceae) ini memiliki banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari
sebagai sumber bahan pangan berprotein nabati tinggi. Kacang hijau di Indonesia
menempati urutan ketiga terpenting sebagai tanaman pangan legum, setelah kedelai dan kacang
tanah (Rukmana, 1993).
Bagian paling bernilai ekonomi adalah bijinya. Biji kacang
hijau direbus hingga lunak dan dimakan sebagai bubur atau dimakan langsung. Biji matang yang
digerus dan dijadikan sebagai isi onde-onde, bakpau, atau gandas turi. Kecambah
kacang hijau menjadi sayuran yang umum dimakan di kawasan Asia Timur
dan Asia
Tenggara dan dikenal sebagai tauge.
2.1.1 Kandungan Nutrisi Kacang
Hijau
a) Tinggi protein
Kacang
hijau merupakan sumber alternatif protein nabati. Kacang hijau mengandung
protein tinggi sebanyak 22 gr/100 gr. Protein yang terkandung memiliki asam
amino lengkap. Protein pada kecambah kacang hijau sudah berkurang jumlahnya
yaitu hanya 3 gr/100 gr, tetapi asam aminonya sebagian dalam bentuk bebas yang
cepat diserap tubuh.
b) Tinggi kandungan serat
Kacang
hijau memiliki kandungan serat yang tinggi sekitar 7,6 gr/100 gr. Kandungan
serat ini mencukupi kebutuhan serat harian tubuh sebesar 30%. Serat berguna
untuk membantu melancarkan pencernaan dan mencegah konstipasi.
c) Rendah karbohidrat
Karbohidrat
yang terkandung dalam kacang hijau adalah 62,9 gr/100 gr (Almatsier, 2004).
Cukup rendah dan baik untuk dikonsumsi dalam program diet maupun program muscle
building.
d) Mengandung asam lemak esensial
Asam
lemak esensial yang terkandung dalam kacang hijau adalah omega-3 (0,9 mg/100
gr) dan omega-6 (119 mg/100 gr). Omega-3 merupakan asam lemak yang berguna
untuk menurunkan kolesterol dalam darah.
e) Rendah lemak
Sangat
baik bagi orang yang ingin menghindari konsumsi lemak tinggi. Kadar lemak yang
rendah dalam kacang hijau menyebabkan bahan makanan atau minuman yang terbuat
dari kacang hijau tidak mudah tengik, sebab kacang hijau hampir tidak
mengandung lemak.
f) Kaya vitamin
Kacang
hijau mengandung asam folat dan vitamin B1 (thiamin) yang tinggi. Asam folat
sebanyak 159 µg/100 gr dan thiamin sebesar 0,2 mg/100 gr. Selain itu juga kaya
vitamin B lain, seperti riboflavin, B6, asam pantothenat, serta niasin. Vitamin
yang terkandung didalamnya membantu meningkatkan energi dan metabolisme.
g) Kaya mineral
Kacang
hijau kaya akan mineral, dalam 100 gramnya mengandung seperti potasium (266
mg), phosphorus (99 mg), manganese (48 mg), kalsium (27 mg), magnesium (0,3
mg), besi (1,4 mg), zinc (0,8 mg), selenium (2,5 µg).
h) Kaya enzim aktif
Kacang
hijau yang sedang dalam masa perkecambahan. Kaya akan enzim aktif seperti
amilase yang meningkatkan penyerapan dan pembentukan energi. Enzim ini rusak
pada suhu diatas 400oC, hindari pemanasan dengan suhu tinggi.
i) Kaya antioksidan
Kecambah kacang hijau memiliki kandungan fitosterol (15 mg/100
gr) yang berfungsi sebagai antioksidan.
Manfaat Kacang Hijau
Kacang hijau dapat dimanfaatkan sebagai pertumbuhan dan pembentukan sel-sel baru, meningkatkan penyerapan nutrisi, memperbaiki saluran pencernaan dan mencegah konstipasi, sumber energi, membantu penyerapan protein dalam tubuh, memaksimalkan kerja sistem syaraf, membantu pembentukan sel-sel tulang, meningkatkan keaktifan fisiologi tubuh dan sebagai antioksidan di dalam tubuh. (http://kifot.com/manfaat-kacang-hijau.html).
Tepung Kacang Hijau
Tepung
adalah partikel
padat yang berbentuk butiran halus atau sangat halus tergantung pemakaiannya.
Tepung kacang hijau adalah tepung yang terbuat dari 100% kacang hijau murni
yang dihasilkan dari benih non-rekayasa genetika yang dibudidaya secara organis
atau alami. Tepung kacang hijau dapat digunakan untuk makanan bayi paska ASI, susu
kacang hijau, kue (kue bolu), jajanan pasar, bakpia, rempeyek dan lain-lain
serta dapat dikombinasikan dengan tepung-tepung lainnya (serealia, beras, gandum,
dan lain-lain). Kualitas protein dari bahan
makanan campuran tersebut akan meningkat dibandingkan protein bahan-bahan
aslinya. Hal ini disebabkan oleh terjadinya efek komplementasi, yaitu efek
saling melengkapi kekurangan pada masing-masing bahan. Tepung kacang hijau
memiliki banyak asam amino lisin, tetapi sedikit asam amino metionin dan
sistein. Sebaliknya tepung beras dan sereal lainnya memiliki sedikit asam amino
lisin tetapi memiliki banyak asam amino metionin dan sistein. Dengan memadukan
kedua bahan tersebut, maka terjadi sinergi yang sangat menguntungkan bagi
kesehatan tubuh.
Rempeyek Tepung Kacang Hijau
Rempeyek
atau peyek adalah sejenis makanan pelengkap
dari kelompok gorengan.
Secara umum, rempeyek adalah gorengan tepung beras
yang dicampur dengan air
hingga membentuk adonan kental, diberi bumbu (terutama garam dan bawang
putih), dan diberi bahan pengisi yang khas, biasanya biji kacang
tanah, kedelai atau kacang hijau. Peran tepung di sini adalah sebagai
pengikat. Rempeyek tepung kacang hijau merupakan salah satu inovasi pembuatan
rempeyek dengan menggunakan kombinasi tepung kacang hijau dan tepung beras ( 2
: 1) serta diberi bahan pengisi biji kacang hijau.
Rempeyek berbeda dengan kerupuk dan keripik. Kerupuk adalah makanan
ringan yang dibuat dari adonan tepung tapioka dicampur bahan perasa seperti udang atau ikan. Kerupuk dibuat
dengan mengukus adonan sebelum dipotong tipis-tipis, dikeringkan di bawah sinar
matahari dan digoreng dengan minyak
goreng yang banyak. Sedangkan
keripik adalah sejenis makanan ringan berupa irisan tipis dari umbi-umbian,
buah-buahan atau sayutan yang digoreng di dalam minyak nabati. Secara umum
keripik dibuat melalui tahap penggorengan, tetapi ada pula dengan hanya melalui
penjemuran, atau pengeringan. Keripik dapat berasa dominan asin, pedas, manis, asam, gurih, atau paduan
dari kesemuanya.
Analisis Uji
Karbohidrat
Karbohidrat adalah polihidroksi aldehid dan keton atau turunannya.
Karbohidrat merupakan sumber energi utama bagi manusia dan hewan yang harganya
relatif murah. Jumlah kalori yang
dihasilkan oleh 1 gram karbohidrat sebesar 4 kkal (Winarno, 2004). Semua
karbohidrat berasal dari tumbuh-tumbuhan. Melalui proses fotosintesis, klorofil
tanaman dengan bantuan sinar matahari mampu membentuk karbohidrat dari karbon
dioksida (CO2) yang berasal dari udara dan air (H2O) dari
tanah. Karbohidrat yang dihasilkan adalah karbohidrat sederhana glukosa. Di
samping itu dihasilkan oksigen (O2) yang lepas di udara.
Sinar matahari
6CO2
+ 6H2O C6H12O6
+ 6O2
Klorofil
Produk yang dihasilkan terutama dalam bentuk gula sederhana
yang mudah larut dalam air dan mudah diangkut ke seluruh sel-sel guna
penyediaan energi. Sebagian dari gula sederhana ini kemudian mengalami polimerisasi
dan membentuk polisakarida. Ada
dua jenis polisakarida tumbuh-tumbuhan, yaitu pati dan nonpati. Pati adalah
bentuk simpanan karbohidrat berupa polimer glukosa yang dihubungkan dengan
ikatan glikosidik. Sedangkan polisakarida nonpati mirip pati, tapi tidak
mengandung ikatan glikosidik. Polisakarida nonpati merupakan komponen utama
serat makanan (Almatsier, 2004).
Karbohidrat terbagi menjadi dua kelompok, yaitu karbohidrat
sederhana atau gula sederhana dan karbohidrat kompleks yang mempunyai lebih
dari dua unit gula sedehana di dalam satu molekul. Karbohidrat sederhana
terdiri atas sebagai berikut :
1. Monosakarida, yang terdiri atas
jumlah atom C yang sama dengan molekul air, yaitu [C6(H2O)6]
dan [C5(H2O)5];
2. Disakarida yang terdiri atas
ikatan 2 monosakarida di mana untuk tiap 12 atom C ada 11 molekul air [C12(H2O)11];
3. Gula alkohol, merupakan bentuk
alkohol dari monosakarida;
4. Oligosakarida, adalah gula
rantai pendek yang dibentuk oleh galaktosa, glukosa, dan fruktosa.
Sedangkan karbohidrat kompleks
terdiri atas dua macam, yaitu :
1. Polisakarida, yang terdiri atas
lebih dari dua ikatan monosakarida.
2. Serat, yang disebut juga
sebagai polisakarida nonpati.
Karbohidrat dapat bersumber dari padi-padian atau serealia,
umbi-umbian, kacang-kacang kering, dan gula. Bila tidak ada karbohidrat dalam
tubuh, asam amino dan gliserol yang berasal dari lemak dapat diubah menjadi
gliserol untuk keperluan otak dan sistem syaraf pusat. Oleh sebab itu tidak ada
ketentuan tentang kebutuhan karbohidrat sehari untuk manusia. Ada beberapa fungsi dari karbohidrat, yaitu
sebagai sumber energi, pemberi rasa manis pada makanan, penghemat protein,
pengatur metabolisme lemak dan membantu pengeluaran feses. Dalam penentuan
kadar karbohidrat, banyak metode yang digunakan, salah satunya adalah metode
Luff Schoorl (Winarno, 2004).
Pada metode luff schoorl, terjadi hidrolisis pati oleh asam
menjadi gula pereduksi. Pada penetapan metode ini dipakai pereduksi garam Cu
kompleks, dimana glukosa yang bersifat pereduksi akan mereduksi Cu+2 menjadi
Cu+1 atau CuO direduksi menjadi Cu2O yang berwarna merah
bata. Jadi pada penentuan gula secara luff schoorl yang ditentukan bukan Cu
yang mengendap tetapi Cu+2 yang ada dalam larutan sebelum
direaksikan dengan gula reduksi (titrasi blanko). Dan sesudah direaksikan
dengan sample gula reduksi ( titrasi sampel). Maka selisih titrasi blanko
dengan titrasi sampel ekivalen dengan Cu+ yang terbentuk dan
ekivalen dengan jumlah gula reduksi yang ada dalam bahan atau larutan. Titrasi
yang digunakan adalah titrasi secara iodometri tidak langsung, yaitu titrasi
yang menggunakan yodium sebagai larutan standar dan iodium yang dititrasi atau
iodium yang dihasilkan merupakan hasil reaksi antara iodida dengan oksidator.
Adapun reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
(C6H10O5)n
+ n H2O n C6H12O6
C6H12O6
+ 2CuO HCl Cu2O merah bata + C6H12O7
CuOsisa
+ H2SO4
CuSO4 +H2O
CuSO4
+ 2KI CuI2 + K2SO4
2CuI2 2CuI + I2
I2
+ Na2S2O3 NaI +
Na2S4O6
Protein
Istilah protein berasal dari kata Yunani proteos, yang berarti yang utama atau yang didahulukan. Kata ini
diperkenalkan oleh seorang ahli kimia Belanda, Gerardus Mulder (1802-1880),
karena ia berpendapat bahwa protein adalah zat yang paling penting dalam setiap
organisme (Almatsier,2004).
Protein merupakan molekul makro yang mempunyai berat molekul antara
lima ribu
hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino yang
terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Protein mempunyai fungsi khas yang
tidak dapat digantikan oleh zat gizi lain, yaitu membangun dan memelihara
sel-sel dan jaringan tubuh. Asam amino dalam protein terdiri atas unsur-unsur
karbon, hidrogen, oksigen dan nitrogen, beberapa asam amino juga mengandung
unsur-unsur fosfor, besi, iodium, dan kobalt. Unsur nitrogen adalah unsur utama
protein, karena terdapat di dalam semua protein akan tetapi terdapat di dalam
karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan 16 % dari berat protein. Protein dapat mengalami denaturasi. Bila
susunan ruang atau rantai polipeptida suatu molekul protein berubah, maka
dikatakan protein ini terdenaturasi. Ada
dua macam denaturasi, yaitu pengembangan rantai peptida dan pemecahan protein
menjadi unit yang lebih kecil tanpa
disertai pengembangan molekul. Terjadinya kedua jenis denaturasi ini tergantung
pada keadaan molekul. Yang pertama terjadi pada rantai polipeptida, sedangkan
yang kedua terjadi pada bagian-bagian molekul yang tergabung dalam ikatan
sekunder. Denaturasi dapat diartikan
suatu perubahan atau modifikasi terhadap struktur sekunder, tersier, dan
kuartener terhadap molekul protein, tanpa terjadinya pemecahan ikatan-ikatan
kovalen. Karena itu denaturasi dapat pula diartikan suatu proses terpecahnya
ikatan hydrogen, interaksi hidrofobik, ikatan garam, dan terbukanya lipatan
atau wiru molekul. Denaturasi protein dapat terjadi karena panas, pH, bahan
kimia, mekanik, dan sebagainya (Winarno, 2004).
Asam amino terdiri atas atom karbon yang terikat pada satu
gugus karboksil (-COOH), satu gugus amino (-NH2), satu atom hydrogen
(-H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai cabang. Asam amino terdiri dari
dua macam yaitu asam amino esensial ( diperlukan oleh tubuh tetapi tidak dapat
disintesis oleh tubuh), asam amino nonesensial ( diperlukan oleh tubuh dan
disintesis oleh tubuh). Yang termasuk dalam asam amino esensial adalah lisin,
leusin, isoleusin, treonin, mecionin, valin, fenil alanin, histidin, argunin,
dan triptofan. Dan yang termasuk asam amino nonesensial adalah alanin, asam
aspartat, sitrulin, sistin, asam glutamate, hidroksiprolin, prolin, serin,
tirosin dan glisin. Ada
beberapa fungsi protein bagi tubuh, yaitu sebagai pertumbuhan dan pemeliharaan
tubuh, pembentukan ikatan-ikatan esensial tubuh, mengatur keseimbangan air,
memelihara netralitas tubuh, pembentukan antibodi, mangangkut zat-zat gizi dan
sumber energi.
Dalam analisis protein, metode yang digunakan biasanya metode
kjedhal. Prinsip analisis protein dengan metode mikro kjedhal ini adalah
penentuan jumlah protein secara empiris dengan menentukan jumlah Nitrogen (N)
yang terkandung dalam suatu bahan.
Dalam metode kjedhal ini terdiri
atas 2 macam, yaitu :
1. Metode makro kjedhal, digunakan
untuk sampel yang sukar dihomogenisasi, kadar protein dalam sampel kecil, besar
contoh dapat 1-3 gram, menggunakan titrasi tidak langsung, dan penampung
destilatnya HCl serta penitarnya NaOH.
2. Metode semi mikro kjedhal,
digunakan untuk sampel yang homogen, kadar proteinnya besar, besar contohnya
300 mg, menggunakan titrasi langsung dan menggunakan H3BO3
sebagai penampung destilat dan penitarnya HCl.
Analisis protein dengan cara
kjedhal pada dasarnya dibagi menjadi 3 tahap yaitu sebagai berikut :
1.
Tahap Destruksi
Destruksi adalah
proses pemanasan suatu zat (padat) organik kompleks hingga terurai dan
menghasilkan produk yang lebih sederhana. Pada tahapan ini sampel dipanaskan
dalam asam sulfat pekat sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-unsurnya.
Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi CO, CO2 dan H2O.
Sedangkan nitrogen akan berubah menjadi (NH4)2SO4.
Untuk mendestruksi 1 gram protein diperlukan 9 gram asam sulfat.
Untuk
mempercepat proses destruksi sering ditambahkan katalisator berupa campuran Na2SO4
dan HgO (20:1) atau menggunakan K2SO4 atau CuSO4.
Dengan penambahan katalisator titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga
destruksi berjalan lebih cepat. Tiap 1 gram K2SO4 dapat
menaikkan titik didih 3oC, suhu destruksi berkisar antara 370-410oC.
Protein yang kaya asam amino umumnya memerlukan waktu yang lama dan sukar dalam
destruksinya untuk bahan seperti ini memerlukan katalisator yang relative lebih
banyak. Katalisator sering diberikan selenium. Selenium dapat mempercepat
proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan titik didih juga mudah
mengadakan perubahan dari valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.
Selama destruksi akan terjadi reaksi sebagai berikut :
Protein
+ H2SO4 (p)
(NH4)2SO4
+ SO2 + H2O +
CO + CO2
2.
Tahap Destilasi
Destilasi
adalah pemisahan dua atau lebih senyawa berdasarkan perbedaan titik didih.
Destilasi meliputi proses pendidihan suatu zat cair senyawa tersebut dan
pengembunan uapnya. Pada tahap destilasi ammonium sulfat dipecah menjadi amino
(NH3) dengan penambahan NaOH sampai alkalis dan dipanaskan. Amino
yang dibebaskan selanjutnya ditangkap oleh larutan asam dalam jumlah
berlebihan. Untuk mengetahui asam dalam keadaan berlebihan maka diberi
indikator MM. Destilasi diakhiri bila sudah semua amoniak terdestilasi sempurna
dengan ditandai destilat tidak bereaksi basa. Reaksi yang terjadi selama
destilat adalah :
(NH4)2SO4
+ NaOH NH4OH + Na2SO4
NH4OH NH3 + H2O
NH3
+ H3BO3 NH4H2BO3
3.
Tahap Titrasi
Titrasi
adalah suatu proses di mana suatu titran atau larutan standar (yang telah
diketahui konsentrasinya) diteteskan melalui buret ke larutan lain yang dapat
bereaksi dengannya (belum diketahui konsentrasinya) hingga tercapai titik
ekivalen atau titik akhir. Apabila penampung destilat digunakan asam klorida
yang tidak bereaksi dengan ammonia dititrasi dengan NaOH 0,1 N. Dan apabila
penampung destilat digunakan asam borat maka banyaknya asam borat yang bereaksi
dengan amoniak dapat diketahui dengan titrasi dengan menggunakan asam klorida
0,01 N. Pada tahap titrasi dengan penampung destilatnya asam borat, maka reaksi
yang terjadi adalah sebagai berikut :
(NH4)2SO4
+ HCl H2SO4 + 2 NH4Cl
Kadar Air
Air
merupakan bahan yang sangat penting bagi kehidupan umat manusia dan fungsinya
tidak pernah dapat digantikan oleh senyawa lain. Air juga merupakan komponen
penting dalam bahan makanan karena air dapat mempengaruhi penampakan, tekstur,
cita rasa dan daya tahan suatu makanan. Selain merupakan bagian dari suatu
bahan makanan, air merupakan pencuci yang baik bagi makanan tersebut dan
alat-alat yang akan digunakan dalam pengolahannnya. Sebagian besar dari
perubahan-perubahan bahan makanan terjadi dalam media air yang ditambahkan atau
berasal dari bahan itu sendiri (Winarno, 2004). Bahkan dalam bahan makanan yang
kering sekalipun, seperti buah kering, tepung, serta biji-bijian terkandung air
dalam jumlah tertentu.
Semua
bahan makanan mengandung air dalam jumlah yang berbeda-beda, baik itu bahan
makanan hewani maupun bahan makanan nabati. Dalam tubuh, air berperan sebagai
pelarut dan alat angkut, pembawa zat-zat makanan dan sisa-sisa metabolisme,
sebagai media reaksi yang menstabilkan pembentukan biopolimer, katalisator
tubuh, pelumas sendi-sendi tubuh, fasilitator pertumbuhan, pengatur suhu dan
peredam benturan.
Penentuan
kadar air dapat dilakukan dengan beberapa cara. Hal ini tergantung dari sifat
bahannya. Pada umumnya penentuan kadar air dilakukan dengan mengeringkan bahan
dalam oven pada suhu 105 – 110oC selama 3 jam atau sampai didapatkan
berat konstan. Selisih berat sebelum dan sesudah pengeringan adalah banyak air
yang diuapkan. Untuk bahan yang tidak tahan panas, seperti bahan kadar gula
tinggi, minyak, daging, kecap dan lain-lain, pemanasannya dilakukan dalam oven
vakum dengan suhu yang lebih rendah. Kadang-kadang pengeringan dilakukan tanpa
pemanasan, bahan dimasukkan dalam eksikator dengan H2SO4
pekat sebagai pengering, hingga mencapai berat yang konstan.
Penentuan
kadar air dari bahan-bahan yang kadar airnya tinggi dan mengandung
senyawa-senyawa yang mudah menguap seperti sayuran atau susu, menggunakan cara
destilasi dengan pelarut tertentu, misalnya toluene, xylol dan heptana yang
berat jenisnya lebih rendah dari pada air, titik didihnya lebih tinggi daripada
air dan tidak dapat bercampur dengan air. Contoh (sample) dimasukkan dalam
tabung bola, kemudian dipanaskan. Air yang mempunyai berat jenis lebih besar
ada di bagian bawah, sehingga jumlah air yang diuapkan dapat dilihat pada skala
tabung aufhauser tersebut (Gusti, Eli, Yeni H., 2007).
Cemaran Mikroba ( Angka Lempeng Total)
Angka lempeng total merupakan metode yang digunakan untuk
mengitung jumlah mikroba yang tumbuh di dalam cawan petri. Dalam metode ini,
digunakan media PCA (Plate Count Agar)
dan larutan pengencer aquades steril, Buffer Phospat Water atau garam
fisiologis 0,85 %. Teknik pembiakan yang digunakan adalah teknik pour plate, yaitu teknik menumbuhkan
mikroorganisme dalam media agar dengan cara mencampurkan media agar yang masih
cair dengan stok kultur bakteri. Sehingga mikroorganisme yang tumbuh dapat
tersebar merata pada media agar. Untuk melaporkan suatu hasil analisis
mikrobiologi dapat digunakan suatu
standar yang disebut Standar Plate Count
(SPC), yang menjelaskan mengenai cara menghitung koloni pada cawan serta cara
memilih data yang ada untuk menghitung jumlah koloni di dalam suatu contoh.
Prinsip pemeriksaan mikroba dengan metode Total Plate Count (Angka Lempeng Total)
adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob contoh diinkubasikan dalam perbenihan
yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 35 ± 10C.
Cara menghitung koloni pada cawan adalah sebagai berikut :
1. Cawan
yang dipilih dan dihitung adalah yang mengandung jumlah koloni antara 30 dan
300.
2. Beberapa
koloni yang bergabung menjadi satu merupakan suatu kumpulan koloni yang besar
di mana jumlah koloninya diragukan, dapat dihitung sebagai satu koloni.
3. Suatu
deretan (rantai) koloni yang terlihat sebagai suatu garis tebal dihitung
sebagai satu koloni.
Jumlah koloni = jumlah koloni x
Data yang dilaporkan sebagai SPC harus mengikuti
peraturan-peraturan sebagai berikut :
1. Hasil
yang dilaporkan hanya terdiri dari dua angka, yaitu angka pertama di depan koma
dan angka kedua di belakang koma. Jika angka yang ketiga sama dengan atau lebih
besar dari 5, harus dibulatkan satu angka lebih tinggi pada angka yang kedua.
2. Jika
semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan angka kurang dari 30
koloni pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran terendah yang
dihitung. Hasilnya dilaporkan sebagai kurang dari 30 dikalikan dengan besarnya
pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus dicantumkan dalam tanda
kurung.
3. Jika
semua pengenceran yang dibuat untuk pemupukan menghasilkan lebih dari 300
koloni pada cawan petri, hanya jumlah koloni pada pengenceran yang tertinggi
yang dihitung, misalnya dengan cara menghitung jumlahnya pada ¼ bagian cawan petri,
kemudian hasilnya dikalikan empat. Hasilnya dilaporkan sebagai lebih dari 300
dikalikan dengan besarnya pengenceran, tetapi jumlah yang sebenarnya harus
dicantumkan dalam tanda kurung.
4. Jika
cawan dari dua tingkat pengenceran menghasilkan koloni dengan jumlah antara 30
dan 300, dan perbandingan antara hasil tertinggi dan terendah dari kedua
pengenceran tersebut lebih kecil atau sama dengan dua, tentukan rata-rata kedua
nilai tersebut dengan memperhitungkan pengencerannya. Jika perbandingan antara
hasil tertinggi dan terendah lebih besar dari dua, dilaporkan hanya hasil yang
terkecil.
5. Jika digunakan
dua cawan petri (duplo) per pengenceran, data yang diambil harus dari kedua
cawan tersebut, tidak boleh diambil salah satu, meskipun salah satu dari cawan
duplo tersebut tidak memenuhi syarat di antara 30 dan 300 (Fardiaz, 1997).
Uji Organoleptik
Pengujian organoleptik atau sensory test didefinisikan sebagai
metode untuk mengukur, menganalisa, dan menginterprestasikan reaksi dari
karakteristik bahan pangan yang diterima melalui penglihatan, bau, rasa,
sentuhan, dan dengaran atau suara (Elizarni, Fitriyeni, 2007). Tujuan uji
organoleptik ini adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan
menyangkut mutu produk yang berkaitan dengan pembedaan (untuk membedakan mutu
organoleptik baik satu atau beberapa atribut organoleptik maupun secara
keseluruhan), afektifitas (untuk mengukur preferensi dan penerimaan) dan
deskriptif (untuk mendeskripsikan atribu-atribut organoleptik). Pengujian
dilakukan oleh seorang panelis, baik itu panelis perseorangan, terbatas,
terlatih, agak terlatih, tidak terlatih dan konsumen.
Di
dalam organoleptik, terdapat banyak jenis pengujian. Salah satunya adalah uji
hedonik dan uji mutu hedonik. Uji hedonik atau uji kesukaan adalah salah satu
jenis uji penerimaan. Dalam uji ini panelis diminta mengungkapkan tanggapan
pribadinya tentang kesukaan atau sebaliknya ketidaksukaan, di samping itu
mereka juga mengemukakan tingkat kesukaan atau ketidaksukaan. Berbeda dengan
uji hedonik, uji mutu hedonik tidak menyatakan kesukaan atau ketidaksukaan,
melainkan menyatakan kesan tentang baik atau buruk suatu produk. Uji mutu
hedonik merupakan uji hedonik yang lebih spesifik untuk suatu jenis mutu
tertentu. Dalam uji hedonik biasanya bertujuan untuk mengetahui respon panelis
terhadap sifat mutu yang umum, misalnya warna, aroma, tekstur, dan rasa. Uji
mutu hedonik bertujuan untuk mengetahui respon terhadap sifat-sifat produk yang
lebih spesifik. Misalnya tentang kerenyahan suatu produk.
Waktu dan Tempat
Praktikum ini telah
dilaksanakan pada tanggal 6 Maret 2012 sampai dengan tanggal 16 Maret 2012 di
Laboratorium Sekolah Menengah Kejuruan SMAK Padang.
Teknik Sampling
Sampel kacang hijau
dibeli sebanyak 1 kg, diambil 600 g kacang hijau tersebut. Kemudian digiling di
tempat penggilingan tepung. Sedangkan 400 g kacang hijau yang lain digunakan
untuk taburan di atas rempeyek. Kemudian digiling 500 g beras sebagai pencampur
tepung kacang hijau tersebut. Lalu dicampurkan tepung kacang hijau dan tepung
beras tersebut dengan perbandingan 2 : 1. Setelah itu, ditambahkan biji kacang
hijau serta bumbu ke dalam adonannya.
Pembuatan Produk
1. Ditimbang sampel kacang hijau yang telah
digiling sebanyak 500 g dan 250 g tepung beras.
2. Direndam 400 g kacang hijau yang tidak
digiling dengan air panas ± 5 menit.
3. Diambil
beberapa siung bawang putih, daun jeruk, ketumbar, kencur dan jahe. Kemudian
dibersihkan dan dicuci.
5. Digiling
bawang putih, ketumbar, kencur dan jahe hingga halus dengan tidak lupa diberi
garam sebanyak satu sendok teh. Kemudian diiris daun jeruk.
6. Diambil
tepung kacang hijau dan dicampurkan dengan tepung beras dengan perbandingan 2 :
1. Kemudian diberi air yang telah masak secukupnya. Lalu dimasukkan bawang putih,
ketumbar, kencur, dan jahe yang telah digiling halus serta daun jeruk yang telah diiris. Tidak lupa diberi dua butir
telur.
7. Diaduk
adonan tepung hingga merata, kemudian dimasukkan 400 g kacang hijau yang telah
direndam dalam air panas ke dalam adonan tepung. Diaduk hingga merata kembali.
8. Adonan
tepung kacang hijau siap untuk digoreng di atas penggorengan. Dihentikan
penggorengan rempeyek kacang hijau jika telah berwarna cokelat kehijauan.
Parameter dan Metode Uji
Adapun
parameter dan metode uji yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Penetapan kadar karbohidrat
dengan metode luff schoorl.
2. Penetapan kadar protein dengan
metode mikro kjedhal.
3. Penetapan kadar Air dengan
metode thermogravimetri.
4. Uji cemaran mikroba dengan
metode total plate count.
5. Uji organoleptik dengan metode
uji hedonik dan mutu hedonik.
Begitu pentingnya zat-zat gizi yang terdapat pada biji kacang hijau ini. Nah, pembaca semuanya, inilah yang aku analisis sebagai tugas akhir ku di SMAK Padang. Get benefit from this .... Okay !
No comments:
Post a Comment